Reporter: Widiyanto Purnomo | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Harga gas alam rebound setelah tiga hari sebelumnya mengalami penurunan. Melesatnya akhir musim dingin dan belum meredanya konflik uni eropa dengan Russia memberi sentiment positif terhadap kenaikan harga.
Mengutip Bloomberg pada Senin (16/3) pukul 14.00 WIB, harga gas alam kontrak pengiriman April 2015 di New York Mercantile Exchange naik 0,58% ke level US$ 2,743 per mmbtu. Dihitung selema sepekan harga naik 2,43%.
Ibrahim, Analis dan Direktur Equlibrium Komoditi Berjangka memaparkan kenaikan yang terjadi disebabkan oleh spekulasi para analis cuaca yang menyebutkan bahwa musim dingin di Amerika akan labih panjang. Padahal, seharusnya Amerika sudah memasuki musim semi pada pertengahan bulan Maret ini.
“Ini menjadi sentimen positif bagi penguatan harga gas alam,” kata Ibrahim.
Belum meredanya konflik antara Rusia dan Uni Eropa juga turut mengerek harga gas alam. Diperkirakan Rusia sebagai penghasil gas alam akan membatasi pasokannya terhadap Negara- Negara eropa.
“Perkiraan terjadinya pemberian sanksi ekonomi dari Russia kepada Uni Eropa memunculkan spekulasi pasar yang turut memberi sentimen positif terhadap penguatan harga gas alam,” kata Ibrahim.
Meski begitu, diperkirakan harga gas alam masih dalam tren penurunan. Ibrahim menilai kenaikan ini hanya terjadi secara temporer saja karena tidak didukung oleh faktor fundamental yang kuat.
Yang menjadi faktor penghambat utama bagi laju kenaikan gas alam adalah tingginya Index dollar AS. Perlu diketahui menurut data Bloomberg Senin (16/3) Index dollar AS tercatat 99,91.
“Selama Index dollar AS masih kuat laju penguatan harga gas alam akan terjegal,” kata Ibrahim.
Faktor yang menjadi pemicu penguatan index dollar AS menurut Ibrahim adalah pelonggaran kebijakan moneter Bank Sentral Eropa (ECB) berupa pembelian obligasi dan menguatnya perekonomian AS. Walhasil, Kedua hal tersebut makin menguatkan dollar AS.
Ibrahim memperkirakan harga komoditas terutama gas alam baru akan normal ketika The Fed sudah menaikkan suku bunga. Pasalnya, pasar saat ini bergerak berdasarkan spekulasi kenaikan suku bunga. “Kalau sudah naik baru harga komoditas akan stabil,” kata dia.
Tren penurunan harga gas alam juga di tunjukkan oleh Analisis teknikal. Menurut Ibrahim Bollinger Band dan moving average (MA) 20 % di atas Bollinger tengah, yang berarti penguatan harga terbatas. Indikator stochastic menunjukkan pasar sedang wait and see. Relative Strenght Index (RSI) 60% negatif. Sementara moving average convergence divergence (MACD) 65% persen positif.
Ibrahim memprediksi hari ini harga akan berada dikisaran US$ 2,720 –US$ 2,770 per mmbtu. Sedangkan untuk sepekan harga akan berada di kisaran US$ 2,700 – US$ 2,780 per mmbtu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News