kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Laju harga gas alam bisa terjegal


Selasa, 24 Februari 2015 / 06:36 WIB
Laju harga gas alam bisa terjegal
ILUSTRASI. Dewa Putra Krishna Mahardika


Reporter: Dina Farisah | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Harga gas alam meroket akibat cuaca ekstrim melanda sebagian kawasan di Amerika Serikat (AS). Namun, lonjakan harga disinyalir hanya sementara. 

Mengutip Bloomberg, Senin (23/2) pukul 18.45 WIB, kontrak pengiriman gas alam bulan April 2015 melejit 1,68% menjadi US$ 3,02 per mmbtu. Ini harga tertinggi dalam lima pekan terakhir.

Padahal awal bulan ini, gas alam sempat terjun ke posisi terendah dalam lima tahun yaitu US$ 2,60 per mmbtu.

Analis dan Direktur PT Equilibrium Komoditi Berjangka Ibrahim menilai, harga gas alam melesat karena permintaan sedang tinggi. Maklum, cuaca buruk menyerang wilayah AS, terutama di New York. Akibatnya, rumah tangga di sana memerlukan gas  lebih banyak untuk bahan bakar penghangat ruangan.

Meski demikian, sentimen negatif masih  membayangi pasar gas alam. Perekonomian China yang masih loyo diperkirakan menyurutkan permintaan gas alam di pasar dunia. Maklum, Tiongkok merupakan importir gas alam terbesar di dunia.

Belum lagi, kecenderungan penguatan dollar AS menjegal laju harga komoditas, termasuk gas alam. Kemarin (23/2), indeks dollar lanjut naik ke posisi 94,77. Ibrahim melihat,  secara harian dan mingguan, penguatan indeks dollar masih solid. "Ini bisa menjegal laju harga gas alam," jelasnya.

Ada sejumlah faktor yang bakal menggiring pergerakan harga gas alam pada pekan ini. Pelaku pasar menunggu pidato Gubernur The Fed Janet Yellen, dan Gubernur Bank Sentral Eropa (ECB) Mario Draghi pada 25 Februari nanti. 

Pasar akan mencari sinyal terkait kenaikan bunga AS dan kebijakan moneter di Eropa. Jika pernyataan keduanya positif dan mendorong dollar AS kian kokoh, harga gas alam bakal tertekan. 

Selain itu, China juga bakal mengumumkan data pertumbuhan manufaktur PMI. Analis menduga, indeks manufaktur China bulan Februari di 49,6, lebih rendah dari periode sebelumnya, 49,7. "Jika sesuai perkiraan, gas alam bakal sulit bertahan," ujar Ibrahim.

Maka, ia menduga, harga gas alam bisa bertahan reli hingga hari ini (24/2). Tapi, selanjutnya potensi pelemahan membayangi gas alam.

Secara teknikal, posisi harga gas alam lemah. Ini tercermin dari MACD yang berada di level 60% dengan arah negatif. Indikator RSI dan stochastic masih wait and see. Prediksi Ibrahim, pekan ini, gas alam bergerak di kisaran US$ 2,80-US$ 3,00 per mmbtu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×