Reporter: Namira Daufina | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Harga gas alam terus menguap. Bahkan sejak akhir 2016 lalu hingga saat ini, harga gas alam sudah terkoreksi 25%. Tak heran, gas alam menjadi salah satu komoditas dengan performa terburuk di awal tahun ini.
Mengutip Bloomberg, Kamis (2/3) pukul 15.09 WIB, harga gas alam kontrak pengiriman April 2017 di New York Mercantile Exchange merosot 0,75% dibanding hari sebelumnya ke level US$ 2,77 per mmbtu.
Beban datang dari laporan yang menunjukkan stok gas alam di Negeri Paman Sam secara nasional menyentuh level 2,356 triliun kaki kubik per 17 Februari 2017. Angka ini sekitar 7,1% di atas rata-rata stok lima tahun terakhir.
Meski begitu, analis menilai, ada peluang harga gas alam kembali menghangat. Sebab, prakiraan cuaca AccuWeather menunjukkan, suhu udara di New York hingga pekan depan akan cenderung lebih dingin dari sebelumnya. Ini bisa meningkatkan harapan kenaikan permintaan untuk jangka pendek.
“Ada dugaan suhu udara lebih dingin menyelimuti AS untuk beberapa hari ke depan. Apalagi harga gas alam sudah cukup tertekan dan berada di area oversold (jenuh jual). Hal ini bisa jadi langkah pelaku pasar untuk mendulang keuntungan,” kata Bob Yawger, Director of Futures Division Mizuho Securities USA Inc seperti dilansir Bloomberg, Kamis (2/3).
Dukungan lainnya bersumber dari laporan jumlah stok gas alam mingguan yang akan dirilis Energy Information Administration (EIA) AS pada Kamis malam. Diprediksi, stok bisa turun 5 miliar kaki kubik. Meski tidak sebesar minggu sebelumnya yang mencapai 89 miliar kaki kubik, namun setidaknya bisa menjadi sedikit kekuatan bagi gas alam. Ini bisa menahan dari kejatuhan lebih dalam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News