kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Garuda Berjangka: Pelemahan rupiah masih akan berlanjut


Senin, 13 Mei 2019 / 21:55 WIB
Garuda Berjangka: Pelemahan rupiah masih akan berlanjut


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hari ini, Senin (13/5) ruang gerak rupiah terbatas, sentimen yang bergulir pun masih berasal dari pekan lalu. Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, pelemahan rupiah bakal berlanjut imbas dari sentimen eksternal dan internal yang cukup kuat.

Berdasarkan data Bloomberg pada Senin (15/3) rupiah ditutup melemah 0,67% di level Rp 14.423 per dollar Amerika Serikat (AS). Sementara dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) mata uang Garuda melempem 0,10% di level Rp 14.362 per dollar AS.

Setelah eskalasi terbaru dalam perang perdagangan antara AS-China, dua negara ekonomi terbesar di dunia itu menemui jalan buntu atas negosiasi perdagangan pada hari Minggu.

Konflik perdagangan makin memanas pada Jumat (13/5), di mana AS menaikkan tarif barang-barang China senilai US$ 200 miliar.

China telah berjanji untuk membalas tetapi belum memberikan rincian. Presiden AS, Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping kemungkinan akan bertemu pada pertemuan puncak G20 di Jepang pada akhir Juni dan membahas perdagangan, kata penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow pada hari Minggu.

Di sisi lain, kata Ibrahim pelemahan rupiah besok juga berasal dari domestik. Rilis data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) yang diumumkan BI membukukan surplus senilai US$ 2,4 miliar pada 3 bulan pertama tahun ini.

Namun, transaksi berjalan yang merupakan bagian dari NPI membukukan defisit senilai US$ 7 miliar pada 3 bulan pertama tahun ini atau setara dengan 2,6% dari PDB.

Memang lebih baik dibandingkan defisit pada kuartal-IV 2018 yang sebesar 3,6% dari PDB, namun melebar dari defisit periode yang sama tahun lalu yang hanya senilai US$ 5,19 miliar atau 2,01% dari PDB.

“Jika defisit di awal tahun saja sudah lebih lebar, maka ada potensi bahwa defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) untuk keseluruhan tahun 2019 juga akan melebar, praktis rupiah menjadi kehilangan pijakan untuk menguat,” kata Ibrahim kepada Kontan.co.id, Senin (13/5).

Ia memprediksi rupiah masih akan melemah dalam perdagangan Selasa (16/5) di level Rp 14.400-Rp 14.470 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×