Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Produsen bijih nikel, PT Central Omega Resources Tbk (DKFT) membentuk anak usaha baru untuk menggarap proyek smelter senilai US$ 500 juta di Morowali Utara, Sulawesi Tengah.
Feni Silviani Budiman, Direktur DKFT mengatakan, perseroan sudah bekerja sama dengan PT Macrolink Nickel Development (MND) untuk membangun proyek tersebut. Keduanya kini mendirikan anak usaha yang bernama PT Macrolink Omega Adiperkasa (MOA).
Dalam anak usaha ini, DKFT menggenggam 40% saham. Sementara porsi lebih besar dikempit oleh MND sebesar 60%. "Modal dasar dari perusahaan patungan ini sebesar Rp 400 miliar atau setara dengan US$ 30 juta," ujar Feni, akhir pekan lalu.
Anak usaha baru ini akan menjadi perusahaan yang membangun dan mengoperasikan smelter feronikel dengan teknologi Rotary Kiln Electric Furnance (RKEF). Nantinya, kapasitas smelter ini mencapai 20.000 ton nikel per tahun atau setara dengan 200.000 ton feronikel per tahun.
Ini bukan kali pertama DKFT dan MND bekerja sama. Keduanya juga bekerja sama dalam PT COR Industri Indonesia untuk membangun smelter Nickel Pig Iron (NPI) yang menggunakan teknologi blast furnance di lokasi yang sama.
Nilai investasi proyek tersebut mencapai US$ 400 juta. Pabrik dengan hasil produk NPI berkadar nikel minimum 9% tersebut akan dibangun dalam tiga tahap masing-masing berkapasitas 100.000 ton tahun. Feni bilang, pembangunan tahap I saat ini masih terus berjalan dan diharapkan bisa beroperasi pada awal tahun depan.
Smelter itu ditargetkan punya kapasitas total 300.000 ton NPI per tahun. Sebelumnya DKFT melalui PT COR sudah mendapat fasilitas sight letter of credit dari PT Bank Panin Tbk dengan plafon US$ 25 juta. Fasilitas L/C itu didukung dengan jaminan perusahaan dari DKFT.
Dengan fasilitas itu, perseroan bisa mengimpor peralatan dan mesin yang dibutuhkan untuk pembangunan smelter tersebut dari China. Impor atau pembelian peralatan dan mesin dari China ini akan dilakukan secara bertahap.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News