Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) berupaya meningkatkan kinerja operasional dan keuangan. Salah satu caranya dengan melakukan kolaborasi jaringan bersama PT Smartfren Tbk (FREN).
Presiden Direktur BTEL, Jastiro Abi mengatakan, dengan kerjasama ini, mulai tahun depan BTEL bisa menghemat network cost hingga 70%. Biaya ini masuk dalam biaya operasional perseroan. "BTEL tidak perlu lagi menyewa menara dan hanya akan menyewa jaringan saja," ungkapnya di Jakarta, Senin (22/12).
Sebagai gambaran, per semester I-2014 beban operasional dan pemeliharaan BTEL mencapai Rp 183,97 miliar. Beban ini sebenarnya turun 14,6% dari periode sama tahun lalu Rp 215,4 miliar. Beban tersebut terdiri dari biaya lisensi frekuensi senilai Rp 97,3 miliar, listrik Rp 44,2 miliar, dan sewa Rp 22,3 miliar. Kemudian kewajiban kepada Departemen Komunikasi dan Informatika sebesar Rp 14,4 miliar, pemeliharaan dan perbaikan Rp 4 miliarm serta asuransi Rp 1,6 miliar.
BTEL telah berkolaborasi dengan FREN dalamĀ penyelenggaraan jaringan di frekuensi 800 MegaHertz (MHz). Kolaborasi ini merupakan komitmen keduanya untuk mendorong peralihan teknologi code division multiple access (CDMA) menuju layanan 4G berbasis Long Term Evolution-Frequency Division Duplex (LTE-FDD). Dari paket kerjasama ini, BTEL mendapatkan 6% saham FREN.
Abi memaparkan, migrasi LTE membutuhkan frekuensi pita lebar dengan minimal 10 MHz. Sementara rata-rata alokasi spektrum CDMA hanya 5 Mhz. Untuk itu, diperlukan konsolidasi pemain-pemain CDMA agar migrasi ke LTE lebih efisien.
Ke depan, BTEL berharap pada pertumbuhan kebutuhan layanan data. Hal ini didukung oleh pertumbuhan kelas menengah ke atas serta semakin murahnya harga smartphone. Peluang ini masih tinggi, mengingat penetrasi smartphone yang baru mencapai 30%.
Sebagai tahap awal, tahun depan, BTEL akan menyasar 12 juta pelanggannya. Perseroan pun belum menargetkan adanya peningkatan pelanggan tahun depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News