Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Sehubungan dengan terjadinya default atas obligasi, hingga saat ini, para pemegang saham obligasi Red Dragon belum menerima jaminan tambahan dari Red Dragon Group Pte Ltd. Sekadar informasi saja, default atas obligasi tersebut terjadi lantaran nilai jaminannya turun di bawah rasio kecukupan jaminan (collateral coverage ratio). Hal tersebut diakibatkan oleh penurunan harga saham PT Central Proteinaprima Tbk (CPRO), di mana Red Dragon merupakan salah satu pemilik sahamnya.
“Berdasarkan perjanjian yang telah disepakati bersama pada waktu penerbitan obligasi, pihak Red Dragon harus selalu memenuhi rasio yang telah disepakati. Salah satunya harus memberikan jaminan tambahan apabila rasionya lebih rendah dari perjanjian,” papar Lin Che Wei, Founder PT Independent Research & Advisory Indonesia (IRAI) selaku penasihat keuangan pemegang obligasi Red Dragon.
Dia menambahkan, apabila jaminan gagal diberikan, maka pemegang obligasi berhak mempercepat Obligasi Red Dragon dan mengeksekusi jaminan sahamnya.
Sementara itu, terkait rencana CPRO melakukan penawaran saham dengan Hak Memesan Efek terlebih Dulu (HMETD), IRAI menegaskan bahwa hal tersebut tidak bisa dilakukan tanpa persetujuan dari pemegang saham. Bahkan Lin Che mengatakan, para pemegang obligasi menilai rencana rights issue CPRO tersebut bertujuan agar terjadi dilusi atas jaminan saham kepada bondholder.
Sekadar mengingatkan. Red Dragon Group Pte Ltd menerbitkan obligasi tukar berjaminan sebesar US$ 200 juta dengan kupon 2%. Obligasi ini akan jatuh tempo pada tahun 2010 mendatang. Nah, jaminan obligasi tukar itu adalah saham-saham CPRO yang dimiliki Red Dragon dan afiliasinya. Totalnya mencapai 70% dari total saham beredar CPRO.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News