Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) masuk dalam Indeks FTSE Global Equity Series Asia Pacific Ex-Japan Ex-China. AMRT masuk dalam indeks saham berkapitalisasi jumbo alias large cap yang bakal efektif pada Senin, 19 September 2022.
Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandhu Dewanto mengungkapkan, masuknya AMRT ke indeks FTSE large cap membuat AMRT lebih menarik. dIA mencermati, pergerakan saham AMRT belakangan ini membuat kapitalisasi pasar atawa market cap meningkat dan memiliki bobot yang signifikan sehingga perlu melakukan rebalancing supaya lebih mencerminkan pergerakan indeks acuan.
"Rebalancing ini membuat sebagian alokasi dana milik FTSE dialihkan ke AMRT, jadi memperoleh dorongan dari peningkatan demand di pasar. Demikian pula para fund manager lain yang mengacu pada indeks FTSE juga akan melakukan hal yang sama," ujar Pandhu kepada Kontan.co.id, Rabu (24/8).
Baca Juga: Getol Tambah Gerai, Simak Rekomendasi Saham Sumber Alfaria Trijaya (AMRT)
Pandhu memandang, AMRT memiliki prospek yang baik sejalan dengan ekspansi yang dilakukan oleh perusahaan. Dari sisi kinerja per kuartal pertama tahun ini juga mencatatkan pertumbuhan. Menurut Pandhu, penambahan gerai tahun ini berdampak positif untuk kinerja perusahaan sejalan dengan kian pulihnya daya beli masyarakat.
Selanjutnya, katalis positif lainnya adalah preferensi pola belanja masyarakat yang lebih memilih ke minimarket daripada belanja super market. Dengan demikian, kata Pandhu, tidak heran jika perseroan masih ekspansif terutama di luar Jawa yang memiliki potensi pertumbuhan lebih kuat karena didukung oleh booming komoditas.
Di lain sisi, sentimen negatif yang dapat mengganggu kinerja AMRT yakni tingkat inflasi yang meningkat, hal ini dikhawatirkan dapat mengurangi daya beli masyarakat.
Baca Juga: ADRO dan AMRT Masuk Indeks FTSE Large Cap, Simak Rekomendasi Sahamnya
Tahun ini manajemen Sumber Alfaria menargetkan 1.000 tambahan gerai baru dan sudah mencapai lebih dari 600 gerai sepanjang semester pertama lalu, artinya ada target peningkatan jumlah gerai sekitar 5.3% dibanding tahun 2021. Lebih rendah dari CAGR 5 tahun terakhir sekitar 7.14%, Pandhu bilang ini menunjukkan bahwa manajemen AMRT cukup konservatif dalam menjalankan ekspansinya, karena jika terlalu agresif bisa saja menjadi bumerang jika peningkatan pendapatan tidak sebanding dengan peningkatan bebannya.
Berbekal kinerja kuartal pertama yang cukup kuat, Pandhu yakin tahun ini AMRT masih dapat mempertahankan pertumbuhan pendapatan di atas dua digit mencapai Rp 93,4 triliun. Sedangkan labanya diproyeksikan dapat mencapai Rp 2,3 triliun. Dengan asumsi tersebut saat ini AMRT diperdagangkan pada forward PE 2022 sekitar 36 kali, sedikit di bawah rata-rata PE 5 tahun terakhir sekitar 40 kali.
Oleh karena itu Pandhu memberikan rekomendasi hold saham AMRT dengan target harga 12 bulan ke depan sekitar Rp 2.200 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News