kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.086.000   26.000   1,26%
  • USD/IDR 16.495   138,00   0,84%
  • IDX 7.629   -138,24   -1,78%
  • KOMPAS100 1.066   -21,70   -2,00%
  • LQ45 770   -13,67   -1,74%
  • ISSI 264   -3,56   -1,33%
  • IDX30 400   -6,24   -1,54%
  • IDXHIDIV20 467   -6,08   -1,28%
  • IDX80 117   -1,60   -1,34%
  • IDXV30 130   0,27   0,21%
  • IDXQ30 130   -1,70   -1,29%

Fundamental Masih Lemah, Saham Emiten Rokok Kembali Anjlok


Selasa, 09 September 2025 / 19:33 WIB
Fundamental Masih Lemah, Saham Emiten Rokok Kembali Anjlok
ILUSTRASI. IHSG Konsisten Di Zona Hijau-Suasana di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/9/2025). KONTAN/Cheppy A. Muchlis/02/09/2025. Pada perdagangan Selasa (9/9), saham-saham rokok kembali terjun di tengah banyaknya tantangan di industri tersebut.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Euforia kenaikan harga saham emiten produsen rokok ternyata hanya sesaat. Pada perdagangan Selasa (9/9), saham-saham rokok kembali terjun di tengah banyaknya tantangan di industri tersebut.

Tercatat, harga saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) anjlok 10,32% ke level Rp 565 per saham pada penutupan Selasa (9/9). Pada saat yang sama, harga saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) merosot 10,10% ke level Rp 8.900 per saham. Emiten rokok lainnya, PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) turut mengalami penurunan harga saham 12,43% ke level Rp 810 per saham. 

Padahal, pada Senin (8/9) lalu harga saham HMSP, GGRM, dan WIIM kompak melonjak masing-masing sebesar 17,76%, 12,5%, dan 16,35%.

Investment Analyst Infovesta Utama Ekky Topan mengatakan, kenaikan harga saham emiten rokok pada awal pekan ini bisa dibilang bersifat spekulatif sebagai respons reaktif terhadap reshuffle kabinet, khususnya Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan.

Baca Juga: Begini Proyeksi Yield SBN Tenor 10 Tahun Pasca Pergantian Menteri Keuangan

Selama menjabat, Sri Mulyani cukup agresif menerapkan kebijakan kenaikan tarif cukai hasil tembakau (CHT). 

Alhasil, wajar apabila muncul euforia pasar yang mendorong lonjakan harga saham-saham rokok pada Senin lalu. "Namun, karena belum ada kepastian arah kebijakan fiskal dari Menteri Keuangan baru, koreksi pada perdagangan berikutnya menjadi hal yang sangat wajar," ujar dia, Selasa (9/9).

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Arinda Izzaty menambahkan, para pelaku pasar sempat menafsirkan pergantian Menteri Keuangan dari Sri Mulyani menjadi Purbaya Yudhi Sadewa dapat membuka peluang kebijakan cukai yang lebih moderat, sehingga memicu euforia jangka pendek. Namun, penurunan tajam harga saham rokok yang terjadi hari ini mengindikasikan bahwa reli kemarin lebih bersifat relief rally atau short-term sentiment play. 

"Investor mulai menyadari bahwa perubahan Menteri Keuangan tidak otomatis berarti adanya perubahan kebijakan fiskal, karena keputusan tarif cukai biasanya sudah ditetapkan dalam APBN dan melibatkan kementerian/lembaga lain," ungkap dia, Selasa (9/9).

Selain itu, isu mengenai ancaman efisiensi hingga PHK pekerja di industri rokok juga menambah kekhawatiran pasar. Dengan demikian, koreksi harga saham rokok saat ini adalah bentuk normalisasi ekspektasi setelah lonjakan yang terlalu cepat.

Ekky menimpali, dari sisi fundamental, emiten-emiten rokok masih menghadapi tantangan berat. Penjualan dan laba bersih emiten rokok mengalami penurunan akibat tingginya beban cukai dan tekanan daya beli masyarakat. Belum lagi, emiten rokok harus menghadapi persaingan dengan produk rokok ilegal yang dijual jauh lebih murah, namun banyak diminati konsumen yang daya belinya sedang melemah.

"Selama penegakan hukum terhadap peredaran rokok ilegal belum tegas, prospek sektor ini akan tetap berat dan rawan tekanan kinerja," imbuh dia.

Terkait strategi, efisiensi operasional tetap menjadi prioritas utama bagi emiten rokok. Selain itu, beberapa emiten rokok juga mulai melakukan diversifikasi produk.

Ekky mencontohkan, HMSP telah memperluas portofolio produk rokoknya ke berbagai segmen. Adapun WIIM mulai memperkuat posisi di segmen rokok low tier dengan harga lebih terjangkau. Namun, kembali lagi, kinerja emiten rokok baru akan ada perubahan signifikan jika pemerintah melakukan tindakan nyata dalam memberantas rokok ilegal.

Arinda berpendapat, risiko penurunan kinerja emiten rokok masih sangat terbuka di sisa tahun ini. Emiten besar seperti HMSP dan GGRM memiliki prospek kinerja yang relatif lebih defensif berkat skala produksi dan distribusi yang luas. Risiko terbesar bagi kedua emiten ini ada pada aspek margin profitabilitas yang rawan tertekan.

"Namun, emiten kecil menengah seperti WIIM lebih tertekan," tambah dia.

Lebih lanjut, Arinda menyebut, emiten rokok dapat melakukan inovasi produk dengan merilis produk alternatif seperti rokok elektrik atau tembakau pemanas agar mereka tidak kehilangan pangsa pasar. Di samping itu, emiten rokok juga bisa mengikuti jejak Grup Djarum yang aktif melakukan diversifikasi ke berbagai sektor bisnis lain sebagai solusi jangka panjang untuk mengurangi ketergantungan pada bisnis rokok yang makin ketat regulasinya.

Dari sekian emiten rokok, Arinda merekomendasikan beli saham HMSP dengan target harga Rp 660 per saham.

Di lain pihak, Ekky menyarankan trading buy saham HMSP terutama jika harganya bertahan di area support sekitar Rp 550-560 per saham. Harga saham HMSP berpotensi rebound jangka pendek di kisaran Rp 600-620 per saham.

Saham WIIM juga dapat dipertimbangkan oleh investor lantaran memiliki valuasi relatif wajar dengan target jangka menengah ke level Rp 1.000 per saham.

Di sisi lain, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menyarankan investor untuk wait and see saham-saham emiten rokok akibat adanya perubahan harga yang cukup tajam dalam jangka pendek.

"Terjadi panic selling karena secara teknikal sudah overbought, sehingga euforia hanya berlaku sesaat," pungkas dia, Selasa (9/9).

Baca Juga: Apindo Berharap Menkeu Baru Tak Buat Kebijakan Kontra Produktif Ke Dunia Usaha

Selanjutnya: Investasi di KEK Dinilai Masih Kecil dan Belum Bekerja Maksimal

Menarik Dibaca: Makin Diminati, Penjualan Tiket Lewat Access by KAI Capai 17,2 Juta hingga Agustus

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
BOOST YOUR DIGITAL STRATEGY: Maksimalkan AI & Google Ads untuk Bisnis Anda! Business Contract Drafting

[X]
×