Reporter: Kenia Intan | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham-saham defensif bergerak lesu di tahun 2021. Ini tercermin dari sektor barang konsumen primer yang melorot 16,04% sepanjang tahun lalu.
Asal tahu saja, mayoritas saham-saham defensif tergabung dalam sektor barang konsumen primer atawa IDX Consumer Non-Cylicals. Misalnya saja, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), dan PT Mayora Indah Tbk (MYOR).
Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Setya Ardiastama mencermati, pergerakan yang lesu itu disebabkan antisipasi pelaku pasar terkait daya beli masyarakat.
"Sehingga hanya emiten tertentu dengan pangsa pasar yang kuat yang dinilai dapat bertahan di tengah tantangan," jelas Okie kepada Kontan.co.id, Jumat (4/2).
Baca Juga: Saham-Saham yang Diprediksi Analis Berpeluang Mendatangkan Cuan Tahun Ini
Tekanan pada saham-saham defensif pun masih akan berlanjut di tahun 2022 ini. Hanya saja, tekanannya tidak akan sedalam tahun lalu. Mengingat, pemulihan ekonomi tengah berlangsung dan vaksinasi yang terus digenjot pemerintah.
Senada, Komisaris PT Kanaka Hita Solvera Halimas Tansil mencermati, tekanan pada saham defensif tahun ini tidak akan sedalam tahun 2021. Tingkat vaksinasi yang sudah jauh lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya membuat mobilitas masyarakat dan aktivitas ekonomi lebih menggeliat.
"Penurunan bukannya tidak terulang, tapi kalaupun turun, penurunannya tidak sedalam tahun lalu," katanya kepada Kontan.co.id, Minggu (6/2).
Walau pergerakannya berpotensi membaik, saham-saham terkait sektor konsumen primer kurang atraktif di semester I 2022 tahun ini. Saham-saham yang mendapat pendapatan dari aktivitas online yang lebih menarik untuk dilirik.
Baca Juga: Berikut Sektor Saham yang Diprediksi Punya Prospek Cerah di Tahun Ini
"Tidak harus saham murni teknologi, tapi semua perusahaan yang menggunakan teknologi atau digital untuk mendapatkan revenue growth," imbuhnya.
Secara historis saham-saham defensif memang memiliki performa yang lebih baik dibanding saham lain ketika terjadi ketidakpastian pasar akibat krisis finansial. Hanya saja baginya, kondisi yang dihadapi pasar saat ini bukanlah krisis finansial.