kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Fundamental ekonomi ciamik topang pergerakan indeks obligasi Indonesia


Minggu, 16 Februari 2020 / 14:00 WIB
Fundamental ekonomi ciamik topang pergerakan indeks obligasi Indonesia
ILUSTRASI. Indeks obligasi yang tercermin di Indonesia Composite Bond Index (ICBI) capai rekor tertinggi pada Kamis (13/2)


Reporter: Arvin Nugroho | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks obligasi Indonesia masih dalam tren kenaikan. Buktinya, sejak awal Februari, indeks obligasi Indonesia yang tercermin pada Indonesia Composite Bond Index (ICBI) berhasil mencetak rekor tertinggi sepanjang masa di 284,3708 pada Kamis (13/2).

Mengutip Bloomberg, namun pergerakan ICBI sedikit terkoreksi pada Jumat (14/2) setelah turun ke level 284,2365. 

Senior Vice President Recapital Asset Management Rio Ariansyah mengatakan, kenaikan indeks obligasi Indonesia dipengaruhi oleh kondisi internal dalam negeri yang relatif terkendali.

Baca Juga: Indeks obligasi cetak rekor tertinggi sepanjang masa, begini kata analis

Contohnya inflasi yang tetap terkendali. Lihat saja, pada Januari 2020, inflasi Indonesia hanya 0,39% atau secara tahunan menjadi 2,68%. 

Selain itu, data pertumbuhan ekonomi yang stabil di angka 5% juga turut membantu kinerja ICBI. Badan Pusat Statistik mencatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia 2019 berada di 5,02%. 

Di sisi lain, sentimen eksternal seperti konflik antara Amerika Serikat (AS) dan Iran serta wabah virus corona belum menjadi penghalang bagi pasar obligasi Indonesia. 

Selain fundamental ekonomi yang mumpuni, tawaran yield yang menarik juga menjadi daya tarik sendiri bagi investor, khususnya asing. “Kebutuhan investor terhadap Surat Utang Negara (SUN) pun sangat tinggi dikarenakan oleh yiled SUN yang mumpuni,” jelas Rio.

Baca Juga: Tren positif indeks obligasi diperkirakan bisa berhenti pada akhir Februari

Karena itu, dia tetap optimistis kinerja pasar obligasi dalam negeri di tahun ini tetap ciamik. Ke depan, pergerakan ICBI juga akan dipengaruhi oleh penyelesaian wabah virus corona, pergerakan rupiah hingga yield US Treasuty. 

Rio pun memprediksi, yield SUN acuan tenor 10 tahun bakal bergerak di level 6,25%-6,75%. Asal tahu saja, Jumat (14/2) lalu, yield seri FR0082 yang merupakan SUN acuan 10 tahun ada di level 6,558%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×