kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.325.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

FPNI menekan kerugian bersih


Rabu, 11 April 2012 / 19:55 WIB
FPNI menekan kerugian bersih
ILUSTRASI. Buat pecinta sepeda elektrik, harga sepeda Polygon Gili Velo dipatok Rp 14 jutaan


Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. PT Titan Kimia Nusantara Tbk (FPNI) sedikit demi sedikit memperbaiki kinerja keuangannya. Tahun lalu, FPNI memangkas tanggungan rugi bersihnya menjadi US$ 12,8 juta. Jumlah itu lebih baik daripada tanggungan rugi bersih FPNI di 2010, US$ 22,81 juta.

Penurunan rugi bersih terjadi seiring kenaikan penjualan. Tahun lalu, penjualan FPNI senilai US$ 537,24 juta. Jumlah itu tumbuh 32,87% dari perolehan di tahun sebelumnya, yaitu US$ 404,34 juta.

FPNI juga mencatat pertumbuhan aset. Nilai aset lancar FPNI per akhir 2011 adalah US$ 153,11 juta, lebih tinggi daripada 2010 yang senilai US$ 122,65 juta.
Namun, nilai aset tidak lancar FPNI per akhir 2011 adalah US$ 178,16 juta, turun dari US$ 203,9 juta per akhir 2010. Total aset FPNI memang masih naik, dari US$ 326,55 juta per akhir 2010, menjadi US$ 331,27 juta, tahun lalu.

Pengelola FPNI tidak memberikan penjelasan yang rinci tentang kinerja keuangannya tahun lalu. Bambang Budihardja, Direktur FPNI, tidak memberi tanggapan terhadap pesan singkat dan telepon dari KONTAN.

Berdasar catatan KONTAN, FPNI mengandalkan ekspansi untuk memperbaiki kinerjanya. FPNI tengah melakukan studi awal pembangunan pabrik kimia berskala besar.
Tidak tanggung-tanggung, FPNI membutuhkan dana investasi sekitar US$ 3 miliar-US$ 5 miliar untuk membangun pabrik tersebut. FPNI masih mencari sumber dana untuk membangun pabrik.

Pemegang saham mayoritas FPNI, Honam Petrochemical Corp., mengklaim siap menutup kebutuhan dana tersebut.

Proses pembangunan pabrik memang masih sangat dini. Setelah studi awal, FPNI akan melakukan studi kelayakan dan engineering procurement. Tiga tahap itu ditaksir memakan waktu setahun.

Jadi, pembangunan pabrik paling cepat bergulir awal 2013 mendatang. Pembangunan ditargetkan tuntas dalam empat-lima tahun.

Pabrik baru itu bertujuan mengamankan harga bahan baku. Selama ini, harga olefin memang terus berfluktuasi seiring naik-turunnya harga minyak dunia. Hal ini kemudian berimbas negatif pada kinerja keuangan FPNI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×