kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Fokus Surya Semesta Internusa (SSIA) tahun ini masih untuk Subang City of Industry


Selasa, 21 Mei 2019 / 19:33 WIB
Fokus Surya Semesta Internusa (SSIA) tahun ini masih untuk Subang City of Industry


Reporter: Aloysius Brama | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) masih terus memfokuskan kinerjanya pada tahun ini untuk proyek pengembangan kawasan industri yang akan dibangun di Subang, Jawa Barat. Proyek Subang City of Industry sudah dimulai sejak tahun 2017. SSIA setidaknya butuh Rp 4 triliun baik untuk pembebasan lahan maupun pengembangan kawasan industri seluas 2.000 hektare itu dalam waktu tiga hingga lima tahun ke depan.

Head of Investor Relations SSIA Erlin Budiman mengatakan, terdekat perusahaan berencana meluncurkan 250 hektar kawasan tersebut sebagai fase I pembangunan pada tahun 2020 mendatang. “Untuk groundbreaking memang agak terlambat, dari yang awalnya direncanakan pertengahan tahun, akan dilangsungkan pada akhir tahun ini,” kata Erlin, Selasa (21/5).

Untuk menggarap wilayah fase I kawasan tersebut, Erlin mengatakan pihaknya mengandalkan beberapa alternatif pendanaan. Salah satunya adalah dengan menggunakan uang hasil divestasi aset SSIA. Emiten properti ini baru saja mendivestasikan aset berupa tanah seluas 100 hektare. Dari divestasi tersebut, SSIA mengantongi Rp 350 miliar. “Divestasi itu di luar inventory landbank kami,” jelasnya.

Sebelumnya pada tahun 2017, SSIA mendivestasikan kepemilikannya di jalur tol Cikopo-Palimanan kepada PT Astratel Nusantara di tahun 2017. Dana sebesar Rp 1,6 triliun disebut Erlin sepenuhnya digunakan untuk pembangunan kawasan industri Subang tersebut. “Dana itu kami alokasikan seluruhnya untuk pembangunan fase I kawasan industri Subang tersebut,” jelas Erlin.

Selain divestasi SSIA juga akan mengandalkan sumber pendanaan lain, termasuk pendanaan yang didapatkan dari International Finance Corporation (IFC) tahun lalu. Asal tahu, nominal pinjaman yang diperoleh perusahaan dari anggota World Bank itu mencapai US$ 100 juta atau sekitar Rp 1,4 triliun. “Seluruhnya untuk Subang,” papar Erlin.

Kemungkinan lain seperti menerbitkan obligasi juga masih ditimbang oleh SSIA. Dalam pipeline obligasi Bursa Efek Indonesia (BEI), SSIA disebut akan merilis obligasi sebesar Rp 300 miliar. “Kami masih timbang kemungkinan itu (menerbitkan obligasi baru). Karena dalam waktu dekat di bulan September masih ada juga obligasi kami yang jatuh tempo senilai Rp 500 miliar untuk biaya pengembangan kawasan di Subang,” papar Erlin.

Obligasi yang dimaksud Erlin adalah Obligasi Berkelanjutan I SSIA yang diterbitkan 2016 lalu. Obligasi ini sendiri memiliki tenor selama tiga tahun dengan kupon 9,875% per tahun. Erlin menambahkan, SSIA masih memiliki kemungkinan untuk mendapat pinjaman dari bank.

Sebagai informasi, hingga saat ini SSIA telah mengakuisisi lahan seluas 1.053 hektar. Dengan demikian, perusahaan ini masih memerlukan penambahan lahan seluas 1.000 hektar lagi selama tiga hingga empat tahun ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×