Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di saat pasar modal tertekan, mencari likuiditas menjadi hal yang sulit. Namun, hal itu tidak terjadi pada reksadana pasar uang yang fokus utamanya adalah likuiditas. Reksadana Batavia Dana Likuid besutan PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen, salah satu yang fokus pada likuiditas.
Reksadana pasar uang ini tepat dijadikan sebagai instrumen pengalihan investasi di saat pasar saham dan obligasi tertekan.
Yulius Manto, Direktur PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen (BPAM) mengatakan, reksadana ini memiliki fitur pengalihan (switching). Investor dapat melakukan pengalihan investasinya dari reksadana saham atau reksadana obligasi yang dikelola BPAM ke reksadana Batavia Dana Likuid dan berlaku sebaliknya.
"Strategi pengelolaan reksdana ini difokuskan untuk menjaga tingkat likuiditas yang tinggi dan tetap berupaya memberikan imbal hasil investasi yang menarik dibandingkan simpanan konvensional dan tetap mempertahankan nilai modal investasi investor," kata Yulius, Rabu (16/5).
Cara reksadana ini menjaga likudiitas supaya tinggi adalah dengan menaruh porsi invetasi sebesar 100% pada deposito. Penentuan jangka waktu deposito tergantung dari ekspektasi perusahaan terhadap pergerakan suku bunga. Dalam tren suku bunga yang cenderung naik, Yulius akan cenderung memilih deposito dengan jangka waktu pendek.
"Deposito yang kami jadikan aset Batavia Dana Likuid paling lama bertenor tiga bulan," katanya.
Berdasarkan fund fact sheet per April 2018, return reksadana ini sebesar 0,72% secara year to date (ytd). Angka tersebut lebih rendah dari tolak ukur reksadana ini, yaitu rata-rata deposito rupiah tenor 1 bulan yang sebesar 1,50%.
Yulius mengatakan, sejauh ini kinerja di bawah tolak ukur, karena ada porsi dari aset yang ditempatkan pada deposito in call yang tingkat bunganya lebih rendah dari deposito satu bulan. Selain itu, reksadana ini relatif aktif digunakan sebagai sarana untuk pengalihan kelas aset investasi dalam rangka memanfaatkan momentum pergerakan di pasar saham atau obligasi. Tak heran, dana masuk dan keluar relatif intens terjadi.
Yulius memproyeksikan return reksadana ini tidak akan jauh dari bunga deposito satu bulan. Di saat suku bunga BI 7 days reverse repo rate naik menjadi 4,5%, Yulius memproyeksikan hal tersebut akan berdampak positif jika diikuti dengan tren kenaikan suku bunga deposito yang menjadi aset dasar rekasadana pasar uang.
Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan, dengan kinerja yang di bawah tolak ukur dan melihat dana kelolaan reksadana ini cukup rendah, yaitu Rp 37 miliar per April 2018, maka investor yang ada di resksadana ini memang fokus mengincar likuiditas.
Wawan memrpoyeksikan kinerja reksadana pasar uang masih akan positif seiring kenaikan suku bunga BI. Namun, bagi reksadana pasar uang yang fokusnya di likuiditas, tingkat perolehan return bukan jadi faktor utama yang dilihat investor. "Reksadana pasar uang jenis ini relatif aman dan mudah dalam menarik dana sewaktu-waktu," kata Wawan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News