kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Fitch tetapkan pengawasan negatif obligasi BTEL


Rabu, 18 Juli 2012 / 20:30 WIB
Fitch tetapkan pengawasan negatif obligasi BTEL
OPINI - Umbu TW Pariangu: Pandemi Corona Melampaui PIlpres 2024. Beliau adalah Dosen FISIP Universitas Nusa Cendana, Kupang


Reporter: Astri Kharina Bangun | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Fitch Ratings menempatkan Obligasi jangka panjang PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) senilai US$ 380 juta yang berperingkat CCC dalam pengawasan negatif (Rating Watch Negative/RWN). Recovery Rating untuk obligasi tersebut ialah RR4.

Peringkat CCC dan RWN juga diberikan Fitch untuk surat utang jangka panjang BTEL lainnya, baik yang terbit dalam rupiah maupun mata uang asing.

Analis Utama Fitch Ratings Nitin Soni dalam siaran pers yang diterima Kontan, (18/7) mengungkapkan, RWN mencerminkan peningkatan risiko likuiditas BTEL terkait pembayaran kembali obligasi senilai Rp 650 miliar pada 4 September 2012, serta kewajiban kontrak keuangan yang sedang berlangsung. Pada akhir Maret 2012, aset likuid BTEL hanya mencakup Rp 215 miliar dana unrestricted cash dan equivalents. Sementara itu, perseroan masih belum cukup mengamankan komitmen dana tambahan.

Sampai dengan akhir Maret 2012, BTEL melewati rasio 5x EBITDA terhadap perjanjian penutup bunga (interest cover covenant) untuk obligasi yang senilai Rp 650 miliar. Fitch melihat ekuitas baru ini adalah sumber pendanaan baru yang paling memungkinkan. Pasalnya, ruang BTEL untuk meraih utang baru sudah sempit. Kinerja keuangan yang lemah mengancam perjajian obligasi global yang memiliki rasio utang terhadap EBITDA setahun sebesar 4,75x.

Pada akhir April 2012, BTEL telah mengumumkan rencana menyerap dana senilai Rp 775 miliar melalui rights issue. Namun, perseroan belum menjelaskan lebih lanjut mengenai hal tersebut. Kerjasama strategis dengan PT Sampoerna Telekomunikasi Indonesia (STI) yang diumumkan pada Maret 2012, termasuk akusisi 35% saham STI melalui pertukaran saham, menurut Fitch juga tidak berpengaruh positif terhadap kekuatan keuangan maupun posisi saing BTEL.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×