kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Fitch prediksi harga CPO akan turun, ini kata Astra Agro (AALI) & Dharma Satya (DSNG)


Kamis, 03 Desember 2020 / 15:49 WIB
Fitch prediksi harga CPO akan turun, ini kata Astra Agro (AALI) & Dharma Satya (DSNG)
ILUSTRASI. Fitch Ratings memprediksi, rata-rata harga jual CPO pada 2021 akan lebih rendah daripada tahun ini.


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

Direktur PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) Jenti Widjaja menambahkan, prospek harga CPO tahun 2021 sangat tergantung pada suplai dan stok CPO pada tahun depan. "Hadirnya La Nina memang akan meningkatkan produksi tandan buah segar (TBS) sehingga menambah suplai dan stok CPO, namun La Nina yang berkepanjangan akan berpotensi mengganggu tingkat produksi," ungkap Jenti.

Menurut dia, harga pasar saat ini mengindikasikan ekspektasi pasar atas ketidakseimbangan supply dan demand hingga kuartal pertama 2021. Sebagai gambaran, harga jual CPO kontrak pengiriman Februari 2021 sejak pertengahan November 2020 berkisar antara US$ 800 per ton-US$ 825 per ton, naik dari sebelumnya yang berkisar US$ 700 per ton-US$ 790 per ton.

Oleh sebab itu, untuk menghadapi fluktuasi harga CPO, Dharma Satya Nusantara menyiapkan sejumlah strategi. Pertama, mengupayakan dan mempertahankan cost leadership sehingga tidak rentan terhadap fluktuasi harga.

Kedua, mengupayakan inovasi yang berbasis teknologi sehingga mengurangi pekerjaan manual dan menjadi lebih efisien. Ketiga, menerapkan protokol kesehatan yang baik sehingga kegiatan operasional tetap berjalan lancar dan tidak terkendala oleh Covid-19.

Baca Juga: Ini alasan Menko Airlangga proyeksikan harga CPO di 2021 naik

Astra Agro Lestari juga cukup yakin pada perencanaan dengan dua skenario tersebut. Untuk menghadapi kondisi ke depannya, Astra Agro juga akan rutin melakukan evaluasi berkala tiap tiga bulan sekali.

"Dari evaluasi tersebut, nanti akan terlihat mana yang harus dikerjakan tidak peduli keadaan apa pun, mana yang bisa ditunda, dan mana yang dibatalkan bila kondisi tertentu terjadi," kata Santosa. Pasalnya, Santosa ingin AALI menjadi perusahaan yang lentur (agile) untuk mencapai cost leadership tanpa kehilangan fokus jangka panjang.

Untuk tahun depan, AALI menyiapkan capital expenditure (capex) antara Rp 1 triliun-Rp 1,5 triliun. Minimal Rp 1 triliun digunakan untuk tanaman muda, penanaman kembali (replanting), serta perawatan infrastruktur dan non-kebun. "Maksimal Rp 1,5 triliun apabila kondisi skenarionya memungkinkan nantinya," ucap Santosa.

Dharma Satya Nusantara juga menyiapkan capex sekitar Rp 1 triliun untuk tahun depan. Sebagian besar capex bakal dialokasikan untuk proyek biomassa yang digunakan perusahaan sebagai alternatif bahan bakar pabrik pengolahan kelapa sawit. Dharma Satya Nusantara belum berencana melakukan replanting secara besar-besaran dalam waktu dekat.

Baca Juga: Sejumlah emiten sawit catat kinerja berbeda, ini kata analis

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×