kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Fitch: Kenaikan BBM sejalan dengan asumsi


Selasa, 25 Juni 2013 / 19:14 WIB
Fitch: Kenaikan BBM sejalan dengan asumsi
ILUSTRASI. Pie Susu merupakan salah satu oleh-oleh khas dari Bali yang wajib masuk daftar oleh-oleh.


Reporter: Djumyati Partawidjaja | Editor: Djumyati P.

LONDON. Kebijakan pemerintah Indonesia untuk menaikkan harga BBM bersubsidi dinilai Fitch Ratings bisa kembali mendinginkan perekonomian dan membuat pertumbuhan ekonomi yang lebih berkelanjutan. Waktu menaikkan peringkat Indonesia menjadi BBB- di Desember 2011, Fitch berasumsi pemerintah Indonesia akan mampu menghasilkan kebijakan yang bisa mendukung negara berperingkat investor grade.

Menurut Fitch dalam rilisnya, asumsi ini masih akan menjadi faktor penting untuk mereka dalam pengukuran rating sovereign credit rating Indonesia. Sebenarnya profil kredit rating Indonesia lebih kuat dan tak terlalu bergejolak dibandingkan negara-negara lain dengan rating yang sama.

Pengumuman kenaikan biaya BBM ini memang menjadi perkembangan yang positif.  Tapi bagaimana pemerintah bisa menyelenggarakan kebijakan makroekonomi yang bisa tumbuh berkelanjutan akan menjadi lebih penting. Fitch menyoroti inflasi dan defisit current account Indonesia.

Defisit current account Indonesia yang sudah mulai muncul tahun lalu dan laju inflasi yang mencelat di atas target Bank Indonesia, menjadi sinyal risiko akan adanya ekonomi yang mulai memanas. Itulah sebabnya pemerintah Indonesia menaikkan BI Rate 25 basis poin untuk menjadi 6% di 13 Juni dan kenaikan overnight rate untuk mengatasinya.

Tapi saat ini investor asing mulai melakukan penjualan aset di emerging market karena ketakutan adanya kebijakan moneter ketat di Amerika menyebabkan tekanan terhadap nilai tukar rupiah, pasar saham dan obligasi Indonesia. Cadangan devisa Indonesia pun turun US$ 7,6 miliar atau 6,8% untuk menjadi US$ 105,1 miliar. Fitch melihat tekanan terhadap mata uang dan pasar finansial Indonesia ini menjadi bukti betapa rentannya pasar pada saat kepercayaan terguncang.

Kondisi inflasi dan kondisi finansial eksternal memang akan menjadi hal yang tetap penting. Tapi secara keseluruhan Fitch melihat pertumbuhan Indonesia tetap konsisten dengan rating BBB- dan juga merefleksikan outlook Indonesia yang stabil. Rating ini didukung oleh rasio utang pemerintah yang kecil dan masih cukup punya ruang untuk tumbuh. Walau begitu, Fitch berharap pemerintah masih akan terus mempertahankan kebijakan-kebijakan yang baik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×