Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Perdagangan awal pekan ini, oergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan variatif dengan peluang koreksi. Hal ini menyusul minimnya insentif positif di pasar.
"IHSG diperkirakan akan bergerak di support 4.780 dan resisten di 4.850," ujar David Sutianto, Kepala Riset First Asia Capital dalam Market Research, Senin (28/3).
Sebelumnya, perdagangan saham akhir pekan lalu sebelum libur panjang Paskah ditandai dengan aksi jual pemodal dengan tipisnya volume dan nilai transaksi. IHSG bergerak di teritori negatif dalam rentang 32 poin tutup koreksi 27,089 poin (0,6%) di 4.827,087.
Volume dan nilai transaksi di pasar reguler masing-masing 3,46 miliar saham dan Rp 3,72 triliun turun dibandingkan rata-rata harian sepekan kemarin yang mencapai 3,77 miliar saham dan Rp 4,14 triliun.
Koreksi IHSG ini sejalan dengan koreksi yang terjadi di bursa kawasan Asia menyusul penguatan dollar AS dan koreksi di sejumlah harga komoditas energi dan tambang.
Saham sektoral yang bergerak di tambang, perkebunan dan bank menjadi pendorong koreksi IHSG. Nilai tukar rupiah yang kembali melemah 0,63% di Rp13.250 per dollar AS turut memicu koreksi pasar.
Selama sepekan, IHSG melemah 1,20% setelah pekan sebelumnya menguat 1,49%. Nilai tukar rupiah melemah 1,55% sepekan kemarin seiring penguatan dollar AS terhadap sejumlah mata uang dunia.
Koreksi IHSG sepekan kemarin terimbas koreksi di Emerging Market tercermin dari indeks The MSCI Emerging Market sepekan kemarin koreksi 1,6%.
Penurunan terutama dipicu oleh koreksi harga sejumlah komoditas energi dan tambang setelah dollar AS menguat menyusul positifnya data ekonomi AS yang keluar pekan lalu. Pasar berspekulasi The Fed dalam waktu dekat akan kembali menaikkan tingkat bunga FFR.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News