Reporter: Tri Adi | Editor: Tri Adi
Memasuki libur panjang pekan ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tak mampu bangkit di perdagangan terakhir. Memang, pekan ini indeks cenderung turun meskipun tidak terlalu besar. Penurunan yang lumayan besar terjadi pada hari terakhir (Kamis) yaitu sebesar 0,56% ke level 4.827,09, yang satu hari sebelumnya berada di level 4.854,17.
Penurunan pada bursa saham domestik ini agaknya mengekor mayoritas bursa di kawasan Asia yang juga memerah. Indeks Shanghai China tercatat turun sebesar 1,63%. Lalu, indeks Hang Seng juga jatuh 1,31%, indeks Kospi Korea terkoreksi 0,46%, dan Nikkei 225 melorot 0,64%.
Berikut pergerakan saham selama sepekan:
Senin (21/3), IHSG melaju di awal perdagangan. Data RTI menunjukkan, indeks menguat 0,30% atau 15,09 poin ke level Rp 4.900,008 pukul 09.22 WIB. Awal perdagangan pagi ini melibatkan 612,4 juta lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 553,7 miliar.
Sesi I, sempat menguat, IHSG akhirnya tersungkur ke zona merah. Mengacu data RTI, indeks terkoreksi 0,24% atau 11,62 poin ke level 4.874,08. Tercatat, 154 saham memerah, 131 saham menghijau dan 86 saham stagnan. Perdagangan sesi I ini melibatkan 2,33 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 2,95 triliun.
Sesi II, IHSG berakhir dengan penurunan tipis 0,01%. Dengan demikian, pada pukul 16.00 WIB, posisi terakhir indeks berada di level 4.885,16. Ada 169 saham yang tertekan, 144 saham mendaki, dan 78 saham lain diam di tempat. Volume transaksi sore ini melibatkan 5,985 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 6,012 triliun.
Selasa (22/3), mengutip data RTI, pagi tadi, indeks sempat turun 0,29% ke posisi 4879,89. Lalu, indeks sempat menembus zona hijau dengan kenaikan tipis 0,01%. Per pukul 09.15 WIB, posisi indeks turun tipis 0,02% menjadi 4.883,8. Volume transaksi pagi ini melibatkan 551,655 juta saham dengan nilai transaksi Rp 394,242 miliar.
Sesi I, IHSG semakin tak bertenaga di akhir sesi. Berdasarkan data RTI, pada pukul 12.00 WIB, indeks mencatatkan penurunan 0,65% menjadi 4.853,45. Volume transaksi siang ini melibatkan 2,669 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 2,532 triliun.
Sesi II, aksi ambil untung mewarnai IHSG perdagangan hari ini. Data RTI menunjukkan, indeks ditutup terkoreksi 0,59% atau 29,05 poin ke level 4.856,10. Perdagangan hari ini melibatkan 6,66 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 5,69 triliun.
Rabu (23/3), IHSG mengekor pergerakan bursa regional dan global. Berdasarkan data RTI, pada pukul 09.08 WIB, indeks tercatat turun 0,44% menjadi 4.833,14. Volume transaksi pagi ini melibatkan 435,152 juta saham dengan nilai transaksi Rp 337,255 miliar.
Sesi I, masih belum mampu bangkit. Pada pukul 12.00 WIB, indeks ditutup dengan penurunan 0,51% menjadi 4.831,55. Volume transaksi siang ini melibatkan 5,266 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 5,424 triliun.
Sesi II, IHSG belum mampu keluar dari zona merah. Mengacu data RTI, indeks berakhir terkoreksi tipis 0,04% atau 1,93 poin ke level 4.854,17. Perdagangan hari ini melibatkan 8,95 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 9,33 triliun.
Kamis (24/3), IHSG, berjalan seiring dengan bursa Asia pagi ini. Mengutip RTI pukul 9:06, indeks melemah 23 poin atau 0,54% menjadi 4.827,78.
Sesi I, IHSG rehat sesi pertama dengan penurunan 25,46 poin atau 0,52%. Indeks tercatat di level 4.828,71 pada pukul 12:00.
Sesi II, data RTI menunjukkan hingga sesi perdagangan ini berakhir, IHSG turun 27,09 poin atau sekitar 0,56% ke level 4.827,09.
Rupiah
Setelah dibuka melemah 0,27% pada Senin, selanjutnya rupiah terus turun dan stagnan di sekitar Rp 13.180. Pelemahan pada hari pertama pekan ini, menurut Josua Pardede, Ekonom Bank Permata, karena turunnya harga minyak mentah dunia yang kembali meninggalkan level US$ 40 per barel. Sebagai salah satu mata uang yang berbasis komoditas, penurunan minyak memberikan tekanan negatif bagi rupiah.
Rupiah pekan ini memang terus melemah hingga berakhir di level Rp 13.258. Dengan demikian, dalam sepekan rupiah tergerus 1,07%. Perihal pelemahan di akhir pekan ini, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures Putu Agus Pransuamitra menilai, tekanan terhadap rupiah datang dari pernyataan Presiden The Fed St. Louis, James Bullard yang menegaskan peluang kenaikan suku bunga The Fed bisa terjadi dua kali sepanjang tahun ini. "Faktor inilah yang kemudian mengangkat pamor dollar AS, sehingga menenggelamkan mata uang lawannya, termasuk rupiah," jelasnya.
Berikut pergerakan rupiah selama sepekan:
Senin (21/3), di pasar spot valuasi rupiah melemah 0,27% ke level Rp 13.152 per dollar AS dibandingkan dengan hari sebelumnya. Sejalan, di kurs tengah Bank Indonesia posisi rupiah tergerus 0,86% di level Rp 13.160 per dollar AS.
Selasa (22/3), rupiah kembali melanjutkan pelemahannya terhadap dollar AS. Di pasar spot, pukul 15.59 WIB rupiah berada di level Rp 13.184 per dollar AS atau melemah 0,24% dari sebelumnya Rp 13.152 per dollar AS. Senada, di kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), rupiah di Rp 13.175 per dollar AS atau melemah 0,11% dari sebelumnya Rp 13.160 per dollar AS.
Rabu (23/3), rupiah mencoba untuk menguat di hadapan dollar AS. Di pasar spot pukul 15.58 WIB, rupiah menguat tipis ke level Rp 13.183 atau 0,01% dari sebelumnya Rp 13.184 per dollar AS. Adapun nilai tukar rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) pagi ini menguat tipis 0,06% ke posisi 13.167. Kemarin, kurs JISDOR rupiah berada di level 13.175 per dollar AS.
Kamis (24/3), di pasar spot, rupiah melemah 0,56% dibandingkan hari sebelumnya ke level Rp 13.258 per dollar AS. Kurs tengah Bank Indonesia juga mencatat, dalam sehari, rupiah melemah 0,63% ke posisi Rp 13.250 per dollar AS.
Emas
Harga kontrak emas dunia cenderung turun. Penurunan pada hari terakhir pekan ini (Kamis) merupakan penuruan hari keempat dalam lima hari terakhir. Pada Kamis, berdasarkan data Bloomberg, harga kontrak emas untuk pengantaran segera turun 0,4% menjadi US$ 1.242,85 per troy ounce. Harga emas ini masih merupakan harga terendahnya dalam sebulan terakhir.
Sebagai respon atas pergerakan harga emas global yang cenderung turun itu, harga emas Antam cenderung stagnan di kisaran Rp 560.000. Hanya pada hari terakhir pekan ini emas Antam mengalami sedikit penurunan ke level Rp 558.000. Selama sepekan emas Antam mengalami penurunan sebesar Rp 9.000. Berikut harga emas Antam selama sepekan:
Senin (21/3), seperti dikutip dari situs Logam Mulia, harga pecahan 1 gram emas Antam Rp 567.000. Angka ini turun Rp 4.000 dari posisi harga Jumat (18/3)
Selasa (22/3), situs Logam Mulia mencatat, emas pecahan 1 gram dijual seharga Rp 565.000. Harganya turun Rp 2.000 dari posisi harga Senin (21/3).
Rabu (23/3), seperti dikutip dari situs Logam Mulia, emas batangan pecahan 1 gram dijual seharga Rp 567.000. Harga ini naik sebesar Rp 2.000 dari posisi harga Selasa (22/3).
Kamis (24/3), seperti dikutip dari situs Logam Mulia, harga pecahan 1 gram emas Antam Rp 558.000. Angka ini turun Rp 9.000 dari posisi harga Rabu (23/3).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News