Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fenomena crypto winter mengurangi minat kolektor ataupun investor berburu non fungible token (NFT). Pasar kripto masih menghadapi kejatuhan harga secara drastis dan berkepanjangan.
Head of TokoMall Lee Anderson mengatakan, beberapa faktor makroekonomi dan kondisi market kripto yang menurun berimbas pada industri NFT. Faktor makroekonomi seperti kekhawatiran akan adanya resesi global, kenaikan tingkat inflasi, dan geopolitik seperti perang Ukraina dan keresahan China-Taiwan, dan faktor faktor lainnya yang mempengaruhi pasar kripto, NFT, dan selera risiko investor secara umum.
"Penurunan kinerja NFT tentunya tidak terlepas dari pengaruh crypto winter saat ini," ungkap Lee kepada Kontan.co.id, Jumat (28/10).
Baca Juga: Harga Aset Kripto Tertekan Jelang Akhir Pekan
Mengutip DappRadar, volume transaksi NFT terus menurun. Bahkan volume penjualan di kuartal ketiga 2022 hanya mencapai US$ 2 juta.
Di samping tertekan faktor resesi global, Lee menjelaskan bahwa NFT kurang diminati karena kekhawatiran pasar atas scam dan kegagalan hype dari project NFT yang tidak memiliki roadmap yang jelas.
Terlebih, NFT tidak memiliki peta jalan yang jelas seperti penetapan nilai aset NFT yang tidak memiliki fundamental. "NFT dibilang aset yang tidak likuid karena belum tentu dapat diperjualbelikan kembali, tidak seperti aset kripto," tambah Lee.
Baca Juga: Telah Hadir Artopologi, Marketplace Karya seni yang Terintegrasi dengan Blockchain
TokoMall melihat NFT tidak hanya menjadi aset digital sekadar beli gambar mahal, tapi konsep digital meets reality dimana utilitas sebagai nilai tambah di dunia nyata. Pembeli NFT tidak hanya bisa mengoleksi karya seni digital, tapi juga mendapatkan pengalaman nyata di dalamnya.
Khusus di Indonesia, riset internal TokoMall mencatat bahwa total visit dari Indonesia ke berbagai marketplace NFT dunia sudah mencapai 1 juta visitor per bulan di 2021. Dengan acuan ini, maka dinilai peluang masih sangat besar mengingat saat ini masyarakat Indonesia yang sudah main di aset kripto sejak Juli 2022 sudah mencapai lebih dari 15,5 juta.
Baca Juga: Atta Halilintar, Taqy, Kevin, Adri, dan Mario Teguh Tersandung Laporan Robot Trading
Lee bilang, pendekatan NFT di Indonesia masih mengusung benefit apa yang bisa didapatkan dengan memiliki NFT dalam bentuk nyata.
Komunitas NFT di Indonesia sebenarnya sudah mulai bertumbuh. Namun dengan kondisi market kripto saat ini pastinya berimbas pada keberlanjutan proyek NFT sehingga banyak proyek yang terhenti.
"Dari sudut pandang kami, proyek NFT yang memiliki roadmap, utilitas, dan dukungan komunitas yang kuat akan bertahan menghadapi kondisi saat ini," pungkas Lee.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News