Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini
KUALA LUMPUR. Koreksi harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO) berlanjut hingga hari yang ketiga.Minyak sawit melorot lantaran prospek panen kedelai di Amerika Serikat cukup bagus. Ini karena hujan mulai mengguyur kawasan Midwest, sehingga diperkirakan bisa melembabkan kondisi lahan pertanian yang bakal ditanami di bulan mendatang.
Minyak kedelai merupakan subsitusi dari minyak sawit, sehingga isu dan pergerakan harganya akan saling memengaruhi.
Kontrak minyak sawit untuk pengiriman Juni di Malaysia Derivatives Exchange terpangkas 0,7% menjadi RM 3.343 atau setara US$ 1.083 per metrik ton, sebelum mengakhiri sesi perdagangan pagi di level RM 3.346 per metrik ton. Sebelumnya, pada 16 Maret lalu, harga minyak nabati ini sempat bertengger di level tertinggi dalam sembilan bulan, yaitu di RM 3.422 per metrik ton.
Donny Khor, senior vice president for futures and options di OSK Holdings Bhd. menyebut, minyak sawit saat ini dalam fase konsolidasi setelah reli tajam pekan lalu.
"Minyak sawit juga terpengaruh efek penurunan harga kedelai kemarin, yang menyentuh level terendah dalam seminggu. Pemicunya, laporan cuaca yang positif untuk penanaman di AS," kata Khor.
Sebagai catatan, kemarin, harga kedelai untuk pengiriman Mei tumbang 1,6%. Itu penurunan terbesar sejak 30 Januari.
Namun, kata Khor, minyak sawit mungkin akan diperdagangkan di kisaran RM 3.310 - RM 3.400 dalam waktu dekat, karena kekhawatiran produksi yang lebih rendah pada Maret ini. Apalagi, permintaan mulai meningkat, yang ditunjukkan oleh angka ekspor Malaysia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News