kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Faktor eksternal membebani nilai tukar rupiah


Rabu, 05 Desember 2018 / 10:49 WIB
Faktor eksternal membebani nilai tukar rupiah
ILUSTRASI. Ilustrasi Rupiah Loyo terhadap dolar


Reporter: Dimas Andi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) melemah pada awal perdagangan Rabu (5/12). Mengutip Bloomberg pukul 10.24 WIB, rupiah melemah 0,65% ke level Rp 14.385 per dollar AS.

Sedangkan Jakarta interbank spot dollar rate (Jisdor) hari ini berada di Rp 14.383 per dollar AS, melemah 0,63% dari posisi kemarin pada Rp 14.293 per dollar AS.

Analis Monex Investindo Futures, Faisyal mengatakan, pemicu pelemahan rupiah untuk saat ini masih berasal dari faktor eksternal. Mulai dari penurunan yield US Treasury hingga anjloknya bursa saham AS. Hal ini tak lepas dari potensi perlambatan ekonomi global pada tahun depan.

Selain itu, para pelaku pasar juga khawatir akan ketidakpastian hubungan dagang antara AS dan China. Walau keduanya sepakat untuk gencatan senjata selama 90 hari ke depan, pasar masih khawatir tidak ada negosiasi baru di masa mendatang. “Sentimen-sentimen ini membuat para pelaku pasar menjauhi aset-aset berisiko,” kata Faisyal.

Hari ini, pasar saham AS libur untuk menghormati prosesi pemakaman mantan presiden AS, George HW Bush yang meninggal pekan lalu.

Namun, rupiah tetap bisa terpapar oleh sentimen eksternal dari kawasan Eropa. Seperti ketidakpastian kesepakatan Brexit di kalangan parlemen Inggris dan isu kisruh politik di Prancis akibat protes sejumlah kalangan terkait kenaikan harga BBM di negara tersebut.

Sedangkan, Faisyal memproyeksikan rupiah akan melemah di kisaran Rp 14.350—Rp 14.450 pada penutupan hari ini.

Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia, Ahmad Mikail menyampaikan, indeks dollar AS diperkirakan melemah di kisaran 96,8—97,0. Kurs dollar AS pun berpotensi melemah terhadap sejumlah mata uang utama dunia lainnya setelah imbal hasil US Treasury mengalami fenomena yang disebut inverted yield semalam.

Tercatat, imbal hasil US Treasury tenor 2 tahun sebesar 2,79% atau lebih tinggi ketimbang tenor 5 tahun yang berada di level 2,78%. “Kondisi seperti itu mendorong kekhawatiran investor bahwa ekonomi AS akan mengalami perlambatan di tahun depan,” imbuh Mikail dalam riset, hari ini.

Adapun bursa saham AS seperti S&P 500 terkoreksi tajam sebesar 3,24% tadi malam. Koreksi tersebut dapat menjadi katalis negatif bagi pergerakan rupiah pada hari ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×