Reporter: Venny Suryanto | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan Axiata Group Berhad akan menjadi pengendali baru PT Link Net Tbk (LINK). Ini terjadi setelah EXCL dan Axiata mengakuisisi 1,82 miliar saham atau setara 66,03% modal disetor Link Net.
XL Axiata mengungkapkan bahwa XL dan Axiata telah menandatangani term sheet yang belum mengikat untuk akuisisi 66,03% saham Link Net. Kedua pihak tersebut akan membeli saham LINK dari Asia Link Dewa Pte Ltd dan PT First Media Tbk (KBLV).
Group Head Corporate Communication XL Axiata Tri Wahyuningsih mengungkapkan EXCL akan terus melakukan investasi di wilayah luar Jawa, memperluas partnership dan pengembangan produk dengan personalization, serta mengembangkan bisnis HOME.
Tercatat, hingga bulan Juni 2021 aktivitas bisnis XL Home terus mengalami peningkatan. Adapun tingkat penetrasi pelanggan hingga saat ini telah mencapai hampir 20% dari total homepassed. EXCL memproyeksikan dapat meningkatkan cakupan jaringannya hingga ke 650.000 homepass dari yang saat ini mencapai 580.000 homepass.
Baca Juga: Merger-akusisi jadi opsi perluas pasar dan bangun ekosistem di bisnis telekomunikasi
“Pelanggan yang menjadi target XL Axiata adalah pelanggan yang produktif, yang diharapkan mampu mendorong peningkatan pertumbuhan pendapatan perusahaan,” jelas dia kepada Kontan.co.id, Minggu (1/8).
Ia bilang, di tengah kompetisi yang semakin ketat ini, tentu penambahan pelanggan juga menjadi harapan kami, sehingga pihaknya terus meningkatkan loyalitas pelanggan-pelanggan yang sudah ada agar tidak berpindah.
“Banyak hal tentu yang menjadi penyebab pertumbuhan pelanggan, termasuk diantaranya kualitas layanan dan jaringan, harga paket-paket layanan yang ditawarkan, termasuk tentunya kompetisi/persaingan dengan operator lainnya,” katanya.
Dia mengungkapkan, saat ini jumlah total pelanggan XL Home mencapai lebih dari 110.000 pelanggan dengan sekitar lebih dari 580.000 homepass. Adapun hingga akhir tahun 2021 nanti diharapkan bisa mencapai hingga 650.000 homepass.
Sementara untuk serapan capex sampai semester 1 2021 belum bisa disampaikan. Namun mayoritas penggunaan capex untuk mendukung pengembangan jaringan khususnya 4G dan juga kesiapan jaringan untuk percepatan implementasi 5G guna mendukung bisnis layanan data.
Adapun mengenai strategi perseroan dalam bisnis internet broadband, Ayu melihat bahwa secara khusus di Indonesia bisnis itu akan terus mengalami perkembangan. Apalagi di tengah pandemi Covid-19 yang masih terus terjadi sedikit banyak memberikan pengaruh terhadap perjalanan bisnis ini.
Di samping itu, dia melihat adanya perubahan gaya hidup sebagian besar masyarakat dimana semakin banyak masyarakat menggunakan dan menuntut ketersediaan layanan Internet kecepatan tinggi baik mobile ataupun fixed.
“Sehingga ini menjadi peluang bagi para pelaku industri telekomunikasi (operator) untuk memberikan layanan internet broadband terbaik yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat tersebut,” sambungnya.
Di balik peluang tersebut, Ayu melihat bisnis ini tentunya memiliki tantangannya sendiri. Misal, dari sisi pembangunan infrastruktur, meskipun membutuhkan modal yang tidak kecil (high capex) karena terkait dengan pemenuhan berbagai sektor bisnis dan aktifitas, implementasi pembangunannya tentu harus terus berjalan.
“Sementara itu, dari sisi persaingan bisnis, kami melihat sejauh ini masih berjalan secara positif. Para pelaku bisnis internet broadband saling mengisi market sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” tutupnya.
Selanjutnya: Setelah akuisisi, XL Axiata (EXCL) akan menggelar tender offer saham Link Net (LINK)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News