kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

EXCL Berencana Melego 7.000 Menara


Selasa, 05 Agustus 2008 / 18:13 WIB
EXCL Berencana Melego 7.000 Menara


Reporter: Nuria Bonita | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Kesibukan PT Excelcomindo Pratama Tbk (EXCL) pada semester kedua tahun ini semakin bertambah. Selain harus membantu TM International Bhd melakukan penjualan saham XL ke publik, perusahaan telekomunikasi ketiga terbesar Indonesia ini juga bakalan sibuk melakukan penjualan menara.

Rencananya, XL akan melego sekitar 7.000 menara miliknya kepada investor strategis pada kuartal III 2008. Namun, sebelumnya, XL akan menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 3 September guna meminta restu pemegang saham terkait rencana tersebut.

Selain itu, dalam RUPSLB nanti, emiten berkode saham EXCL tersebut juga akan meminta persetujuan untuk menjual sekitar 3.000 menara XL yang sudah dan akan dimiliki XL nantinya. "Dalam beberapa tahun ke depan kami akan menjual 3.000 menara lagi, tapi kami mintakan persetujuannya sekarang," ujar Senior Vice President Corporate Finance Excelcomindo Pratama Johnson Chan, siang tadi.

Johnson menjelaskan, EXCL akhirnya memilih menjual langsung 7.000 menara miliknya itu kepada investor strategis. Keputusan tersebut dinilai lebih mudah dibanding dengan membentuk anak usaha baru di bidang penyewaan menara, lantas menjual saham anak usaha baru itu. Memang, sebelumnya, XL lebih condong untuk memilih opsi yang kedua. Bahkan, XL sempat bersiap menyeleksi calon investor yang siap masuk dalam anak usaha baru tersebut.

Tapi, pada akhirnya, EXCL lebih memilih menjual langsung menara miliknya. “Itu kami lakukan karena XL mengalami keterbatasan membuat anak usaha di bidang pengelolaan menara. Salah satunya, pihak asing tak boleh masuk masuk di perusahaan pengelolaan menara," tuturnya. Hal ini tentu menyulitkan. Pasalnya, 83,8% saham XL dikuasai oleh TM International Bhd yang merupakan perusahaan asal Malaysia.

Bisa meraup Rp 7,3 triliun

Menurut XL, total nilai aset penjualan 7.000 menara tersebut mencapai Rp 2,6 triliun. Namun, berdasarkan perhitungan penilai independen yang ditunjuk EXCL, yakni PT Ujatek Baru, nilai penjualan menara itu berkisar antara Rp 5,7 triliun hingga Rp 7,3 triliun. Adapun nilai tengah dari penjualan menara itu adalah Rp 6,5 triliun.

Jika menggunakan perhitungan nilai tengah itu, maka aset XL yang kini berjumlah Rp 23 triliun bisa membengkak menjadi Rp 25,4 triliun setelah membayar pajak 30%. Tak hanya itu, jika nantinya XL berhasil menjual 7.000 menara senilai Rp 6,5 triliun, keuntungan yang bakal diraup XL bisa mencapai Rp 3,9 triliun. Jika dikurangi dengan pajak sebesar 30%, keuntungan XL mencapai Rp 2,73 triliun. Yang lebih fantastis lagi, jika XL berhasil menjual menara tersebut dengan harga optimal senilai Rp 7,3 triliun, maka keuntungan XL bisa mencapai Rp 4,3 triliun.

Meski demikian, Johnson tak mau memberikan komentar banyak mengenai hal ini. "Kami belum mengetahui kepastiannya, karena tergantung penawaran dari pembelinya nanti," ujarnya. Yang pasti, katanya, keuntungan dari hasil penjualan menara itu akan masuk dalam laporan keuangan tahun ini. Tentu hal itu bisa mendongkrak laba yang diperoleh XL pada tahun ini. "Kalau semuanya lancar tahun ini bisa terlaksana dan bisa langsung tecermin di tahun ini," ungkapnya.

Pihak XL sendiri optimistis mampu menjaring pembeli menara pada tahun ini. Saat ini, EXCL sedang masuk dalam masa penjajakan dengan sejumlah investor. Nantinya, kata Johnson, hanya akan ada satu investor yang terpilih. "Tapi di belakangnya bisa saja dari banyak pihak seperti konsorsium," terangnya. 

Rencananya, dana hasil penjualan menara tersebut akan digunakan untuk membiayai belanja modal perusahaan dan membayar sebagian utang. Selain itu, EXCL juga akan menggunakan sebagian dana buat membayar biaya-biaya dan pajak transaksi penjualan menara ini.

Sekadar tambahan informasi, saat ini EXCL menganggarkan belanja modal senilai US$ 1,25 miliar. Kebutuhan dana tersebut akan dipenuhi dari pinjaman bank dan kas internal serta penjualan menara ini.

Analis BNI Securities Akhmad Nurcahyadi menilai, dengan adanya penjualan menara ini, maka kinerja EXCL bakal melonjak pesat. Ia memperkirakan laba bersih EXCL bisa meningkat berkali-kali lipat di akhir tahun nanti. Namun, di luar pendapatan dari penjualan aset itu, ia memperkirakan laba bersih EXCL di semester kedua ini tak akan sebesar pencapaian di semester pertama tahun ini. Adapun di semester pertama 2008, laba bersih XL mencapai Rp 631 miliar atau meningkat 1.438% dibanding dengan periode sama tahun lalu.

  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×