kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.774   -14,00   -0,09%
  • IDX 7.460   -19,91   -0,27%
  • KOMPAS100 1.153   -1,43   -0,12%
  • LQ45 914   0,41   0,05%
  • ISSI 225   -1,12   -0,49%
  • IDX30 472   0,95   0,20%
  • IDXHIDIV20 569   1,36   0,24%
  • IDX80 132   0,02   0,01%
  • IDXV30 140   0,92   0,66%
  • IDXQ30 157   0,24   0,16%

EUR/USD sulit rebound dalam waktu dekat


Rabu, 29 Mei 2019 / 19:59 WIB
EUR/USD sulit rebound dalam waktu dekat


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mata uang Euro dalam pasangan EUR/USD masih bergerak bearish. Kondisi ini dikarenakan lemahnya perdagangan aset risiko serta anjloknya imbal hasil obligasi Jerman hingga membuat spread imbal hasil obligasi melebar.

Mengutip Bloomberg pada perdagangan Rabu (29/05) pasangan EUR/USD terpantau melemah dengan turun tipis sebesar -0,03% pada level 1.1157.

Analis PT Rifan Financindo Berjangka Puja Purbaya Sakti mengungkapkan, kelemahan kurs turut disebabkan angka Eropa mixed dengan angka minor dari Jerman yang mengecewakan, di mana Indeks Harga Impor di April berkurang daripada yang diperkirakan, atau hanya naik 0,3% month on month (mom) dan 1,4% year on year.

Selain itu, GFK Consumer Confidence Survey diprediksi turun menjadi 10,1 pada Juni, sementara angka Mei direvisi turun menjadi 10,2. Sebagian kurs USD beranjak dari level lemahnya, seiring perbaikan fundamental, sekaligus merupakan aset safe haven yang liquid di tengah kekhawatiran perang dagang AS-China masih menguasai pasar keuangan global.

Sakti menilai, Pelemahan EUR terjadi menyusul kemerosotan minat risiko pasar karena isu perang dagang dan rilis serangkaian data ekonomi minor mengenai kondisi ekonomi di Kawasan Eropa. Apalagi, nominasi kandidat untuk sejumlah jabatan tertinggi di benua Eropa bakal segera digelar.a

Selain itu, pernyataan Presiden AS Donald Trump mengenai kurangnya urgensi untuk mencapai kesepakatan dengan China, menjadi sorotan di tengah minimnya event yang bisa menimbukan sentimen besar.

"Meski demikian, sejumlah analis mensinyalir kalau momen kebangkitan Euro telah mendekat. Salah satunya karena hilangnya ancaman instabilitas yang mungkin ditimbulkan oleh partai-partai Eurosceptic pasca pemilu Uni Eropa 2019," jelasnya kepada Kontan.co.id, Rabu (29/5).

Sementara itu, para pemimpin Uni Eropa dijadwalkan akan menghadiri sebuah pertemuan penting. Dalam pertemuan tersebut, bursa nominasi kandidat untuk pemimpin sejumlah lembaga top Uni Eropa bakal dibuka.

Termasuk di antaranya nominasi untuk presiden European Commission (yang juga akan menjadi ujung tombak perundingan Brexit dengan Inggris) serta Presiden Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB).

Namun, ronde pertama kali ini hanya mengagendakan pencalonan saja, serta belum akan menentukan siapa sosok-sosok yang kelak menggantikan Jean-Claude Juncker dan Mario Draghi.

Dari sentimen tersebut, EUR yang sempat dibuka lebih tinggi oleh hasil pemilu parlemen Uni Eropa, terpangkas kembali oleh profit taking pasar.

Sentimen pasar terhadap hasil pemilu tidak bertahan dikarenakan kuatnya USD juga anjloknya imbal hasil obligasi Jerman yang memperbesar spread imbal hasil AS-Jerman.

Padahal, sebelumnya selama dua hari berturut-turut pasangan EUR/USD sempat rally kuat hingga naik ke posisi tertinggi selama sepekan. Namun mata uang Euro kembali terkoreksi setelah turunnya minat akan aset risiko karena meningkatnya isu perang dagang AS-China.

Selanjutnya, European Commission melaporkan bahwa sentimen konsumen (Consumer Confidence) bertahan di area negatif pada Mei dengan mencatat rekor turun 6,5. Secara khusus, sentimen konsumen Jerman bahkan merosot ke level terendah dalam lebih dari dua tahun.

Sedangkan data iklim bisnis (Business Climate) untuk seantero Kawasan Eropa menurun dari 0.42 menjadi 0.30, terendah sejak bulan September 2016.

"Dalam waktu dekat nampaknya belum ada sentimen yang memungkinkan Euro untuk bisa rebound. Mengingat EUR masih akan dibayangi isu perang dagang AS-China dan kondisi pertemuan para petinggi lembaga Uni Eropa saat ini yang membahas mengenai siapa yang kelak menggantikan Jean-Claude Juncker dan Mario Draghi," jelasnya.

Secara analisa teknikal grafik daily di mana indikator Moving Average Exponential (EMA) melebar dengan arah kurs turun, kemudian pada Vortex Indicator (VI), dengan kondisi Blue over red yang melebar di mana arah kurs berpotensi menguat.

Selanjutnya pada indikator True Strength Indicator (TSI) berada di area - 10 yang menunjukkan kurs mulai turun. Secara umum EUR/USD masih berpotensi untuk lanjutkan koreksi pada perdagangan selanjutnya.

Untuk itu, Sakti merekomendasi trading untuk pasangan EUR/USD adalah Sell selama harga di bawah 1.1150 dengan level resistance antara 1.1189 - 1.1214 - 1.1254 dan support antara 1.1149 - 1.1134 - 1.1094

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×