Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Kebijakan Bank Sentral Eropa (ECB) melonggarkan moneter alias quantitative easing berpeluang memuluskan rencana penerbitan obligasi Pemerintah Indonesia berdenominasi euro atau Eurobond. Permintaan diprediksi bakal membanjir, sehingga bisa menekan tingkat kupon instrumen tersebut.
Pemerintah sedang bersiap menerbitkan Eurobond pada tahun ini. Direktur Strategis an Portfolio Utang Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Schneider Siahaan mengatakan, penerbitan Eurobond akan dilakukan pada semester II tahun ini.
Penerbitan ini akan memanfaatkan banjir likuiditas dari kebijakan quantitative easing ECB. "Saat ini, kami masih dalam tahap persiapan," ujar Schneider.
Sekadar mengingatkan, tahun lalu, pemerintah menerbitkan Eurobond perdana senilai € 1 miliar atau setara US$ 1,4 miliar. Surat utang tersebut bertenor tujuh tahun. Saat itu, permintaan yang masuk mencapai € 6,7 miliar, atau hampir tujuh kali lipat dari nilai penerbitan. Eurobond 2014 mematok imbal hasil alias yield 2,9%.
Penerbitan Eurobond tahun lalu juga saat ECB menerapkan kebijakan pelonggaran moneter dan menurunkan suku bunga acuan.
Analis Millenium Danatama Asset Management Desmon Silitonga memperkirakan, kupon Eurobond tahun ini akan ditawarkan pada kisaran 2% hingga 3%. Menurutnya, melihat tren yield obligasi Pemerintah AS dan Eropa yang melandai, dan rating Pemerintah Indonesia di level BBB- maka penawaran kupon tersebut sudah cukup menarik.
Prediksi kupon tersebut dengan asumsi Eurobond akan ditetapkan dengan tenor 10 tahun. Menurut Desmon, dengan kupon tersebut investor akan memperoleh spread yang cukup lebar dibandingkan yield obligasi di Eropa dan Amerika Serikat (AS).
Rabu (11/2), yield obligasi AS, US Treasury bertenor 10 tahun ditutup di level 1,91%. Sedangkan, obligasi Germany Bund bertenor sama diperdagangkan di yield 0,36%.
Adapun, Kamis (12/2), yield Eurobond 2014 di pasar sekunder berada di level 2,23%. Angka ini sudah turun sekitar 13% dibandingkan posisi akhir tahun lalu sebesar 2,57%.
Tidak memaksa
Prediksi Desmon, pemerintah tidak akan menyerap dana terlalu besar pada penerbitan Eurobond tahun ini. Alasannya, kebutuhan cadangan devisa Indonesia dalam bentuk euro tidak terlalu besar dibandingkan denominasi dollar AS. "Sehingga pemerintah tidak akan memaksakan menyerap terlalu besar," ujarnya. Apalagi, penerbitan Eurobond juga hanya merupakan diversifikasi surat utang negara (SUN) global dalam denominasi mata uang asing.
Analis BNI Securities I Made Adi Saputra sependapat, stimulus moneter di Eropa bakal menjadi katalis positif bagi penerbitan Eurobond. "Dengan melihat keberhasilan penerbitan Eurobond sebelumnya, saya optimistis jumlah penawaran yang masuk tahun ini akan melebihi penawaran saat penerbitan tahun lalu," ujarnya.
Sekadar informasi, Eurobond menjadi salah satu alternatif diversifikasi pemerintah untuk meraih utang. Adapun Eurobond tahun ini akan digunakan untuk menambal defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2015. Selain Eurobond, pemerintah juga akan menerbitkan Samurai Bond dan Sukuk Global..
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News