Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Euro pun termasuk ke dalam mata uang utama yang harus tunduk di hadapan yen.
Mengutip Bloomberg, Rabu (8/6) pukul 17.05 WIB pasangan EUR/JPY terkikis 0,15% di level 121,76 dibanding hari sebelumnya.
Menurut Gema Goeyardi, Analis dan Direktur PT Astronacci International Futures pelemahan EUR/JPY terjadi karena ekonomi Jepang dan Eropa kontras. Memberikan pandangan yang berbeda mengenai pandangan pasar akan prospek ekonomi kedua negara tersebut.
“Hari sebelumnya data pertumbuhan ekonomi Eropa sebenarnya tumbuh seperti Jepang tapi tidak diikuti oleh sajian data lainnya ini yang menyulitkan euro,” papar Gema.
Sementara untuk Rabu (8/6) euro hanya bergerak mengikuti yen yang sedang unggul akibat minimnya data ekonomi baru sebagai pendukung.
Pendukung utama yen datang dari laporan pertumbuhan ekonomi Jepang kuartal satu 2016 yang tumbuh dari 0,4% menjadi 0,5%. Ini cukup kuat mendongkrak performa yen.
Karena pada dasarnya data ekonomi yang lain tidak banyak mendukung seperti index harga GDP kuartal satu 2016 yang stagnan di level 0,9% dan pinjaman bank yang juga stabil di 2,2%.
Pelemahan ini diprediksi bisa berlanjut Kamis (9/6). Mengingat posisi yen tidak hanya kuat secara fundamental tapi juga dari sisi fungsinya sebagai safe haven.
Dengan rontoknya prospek kenaikan suku bunga The Fed, pasar melihat yen lebih aman disimpan sembari menanti sinyal lanjutan jelang FOMC.
“Selain referendum Brexit juga memberatkan posisi euro. Terseret penantian sehingga tidak bisa bergerak unggul signifikan,” kata Gema.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News