Reporter: Namira Daufina | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Euro yang prima jadi batu sandungan bagi yen yang tengah tertaih. Mengutip Bloomberg, Senin (30/5) pukul 16.35 WIB pairing EUR/JPY yang melambung 0,91% di level 123,72 dibanding hari sebelumnya.
Kesepakatan telah tercapai, Uni Eropa sepakat untuk membuka US$ 11,5 miliar untuk pinjaman baru bagi Yunani. Ini setelah parlemen Yunani sepakat untuk melakukan pemotongan belanja dan kenaikan pajak.
Selain itu, pada pertemuan bank sentral Eropa (ECB) mendatang, pelaku pasar memprediksi kebijakan moneter tidak akan berubah dan tetap melakukan stimulus longgar. Ini berkaca dari penambahan kuantitatif yang dilakukan ECB pada Maret 2016 lalu menjadi € 80 miliar dan memangkas suku bunga deposito di bawah level 0.
Gema Goeyardi, Analis dan Direktur PT Astronacci International Futures menilai, memang untuk saat ini fundamental Eropa dan Jepang kontras. Ini yang membuat penguatan euro dihadapan yen cukup signifikan.
Indeks kepercayaan bisnis negara Jerman naik menjadi 107.7, diatas indeks pada bulan April yang sebesar 106.7 dan prediksi kenaikan tipis 106.8. Di samping itu, indeks pada Current Assessment juga naik hinga menjadi 114.2 dari sebelumnya hanya 113.2. kondisi ini membawa perekonomian zona euro membaik.
Sementara Consumer Price Index (CPI) Jepang yang tidak termasuk makanan segar menurun 0,3% pada bulan April dari setahun sebelumnya, setelah mengalami penurunan dengan jumlah yang sama pada bulan Maret, CPI inti juga jeblok di level yang sama, yakni 0,3%. Karena dari sisi yen hanya mengikuti pergerakan pasca sajian data yang mengecewakan di akhir pekan lalu.
“Maka Selasa (31/5) peluang EUR/JPY unggul lagi masih akan terus menanjak,” ujar Gema. Sebab beberapa data ekonomi Jepang seperti pengeluaran rumah tangga diprediksi membaik tapi belum positif dari minus 5,3% dan minus 1,0%, tingkat pengangguran pun bertahan di 3,2% dan terakhir produksi industri yang merosot dari 3,8% menjadi minus 1,4%.
Kalaupun data Eropa tidak kinclong, belum tentu EUR/JPY bisa berbalik arah. Hanya memang perlu diwaspadai koreksi teknikal dari penguatan yang sudah cukup tajam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News