Reporter: Namira Daufina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Kekuatan euro masih terbatas meski tetap mampu menjaga penguatan di hadapan poundsterling yang masih terus dibalut bayang Brexit.
Mengutip Bloomberg, Selasa (24/1) pukul 17.13 WIB pasangan EUR/GBP terangkat tipis 0,10% ke level 0,8596 dibanding hari sebelumnya.
Suluh Adil Wicaksono, Analis PT Cerdas Indonesia Berjangka menuturkan alasan euro berhasil unggul lagi datang dari sajian data manufaktur Prancis Desember 2016 yang sesuai prediksi di level 53,4.
Lalu manufaktur Jerman naik dari 55,6 menjadi 56,5 serta manufaktur Eropa yang juga tumbuh dari 54,9 menjadi 55,1. Sajian data ini kontras dengan apa yang ditampilkan oleh data ekonomi terbaru Inggris.
Dilaporkan, pinjaman sektor publik Inggris justru melorot dari 10,8 miliar poundsterling menjadi 6,4 miliar poundsterling. “Memang ini semakin membuat perbedaan antara Eropa dan Inggris. Hanya saja pergerakannya terbatas mengingat hasil yang dirilis oleh Mahkamah Agung,” ujar Suluh.
Hasil tersebut mengatakan bahwa proses Brexit harus berjalan melalui voting parlemen dan ini secara tidak langsung meredam ketakutan pasar akan terjadinya hard Brexit. Untuk sesaat, hal ini membuat posisi poundsterling memiliki daya tahan meski belum mampu mengalahkan euro.
Suluh pun menduga pasangan EUR/GBP masih berpotensi untuk melanjutkan penguatan. “Mengingat belum akan ada data ekonomi Inggris terbaru yang bisa mendukung keadaan menjadi berbalik arah meski penguatan tetap sempit,” tebak Suluh.
Di sisi lain, iklim bisnis Jerman Desember 2016 diprediksi tumbuh dari 111,0 menjadi 111,3 akan menambah kekuatan euro dan menjaga penguatan.
Selama masih ada bayang Brexit, poundsterling akan tetap dibalut katalis negatif. Hal ini tentunya menguntungkan euro. Walau secara jangka panjang keduanya cenderung tarik menarik sentimen dengan rentang pergerakan yang akan tetap sempit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News