kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.956.000   25.000   1,29%
  • USD/IDR 16.534   -79,00   -0,48%
  • IDX 6.956   57,41   0,83%
  • KOMPAS100 1.009   8,03   0,80%
  • LQ45 781   5,78   0,75%
  • ISSI 222   1,80   0,82%
  • IDX30 404   2,57   0,64%
  • IDXHIDIV20 476   1,50   0,32%
  • IDX80 114   0,86   0,76%
  • IDXV30 116   0,61   0,53%
  • IDXQ30 131   -0,05   -0,04%

ENRG Renegoisasi Harga Penjualan Gas ke PLN


Selasa, 14 Juli 2009 / 07:19 WIB
ENRG Renegoisasi Harga Penjualan Gas ke PLN


Sumber: KONTAN |

JAKARTA. Walau masih fluktuatif, harga minyak mentah dunia cenderung merambat naik belakangan ini. Itulah yang membuat PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) merasa perlu memperbaharui harga kontrak penjualan gas mereka yang masih berada di bawah US$ 3 per juta kaki kubik atau mile-mile british thermal unit (mmbtu).

Salah satu kontrak yang kini sedang mereka negosiasikan adalah penjualan gas ke PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Sampai sekarang ENRG menjual gas ke PLN seharga US$ 2,6-US$ 2,7 per mmbtu. "Kami sedang mengupayakan negoisasi supaya harga naik jadi US$ 4 per mmbtu," ujar Herwin W Hidayat, Vice President Capital Markets Energi Mega Persada, kemarin (13/7).

Kata Herwin, penyesuaian harga itu perlu dilakukan karena harga kontrak penjualan gas ENRG saat ini telah mencapai nominal US$ 5,9 per mmbtu. Harga tersebut adalah harga penjualan gas ENRG di wilayah Sembrah Kalimantan Timur kepada PT Vico Indonesia.

Dalam hitungan Herwin, bila mereka bisa mendapatkan harga penjualan gas ke PLN sebesar US$ 4 per mmbtu, itu masih tergolong murah dibandingkan dengan harga minyak dunia yang sudah mencapai level US$ 60 per barel. "Harga US$ 4 per mmbtu itu masih setara dengan harga minyak US$ 25 per barel," jelasnya.

Wakil Direktur Utama PLN Rudiantara belum bisa komentar panjang lebar soal permintaan renegosiasi kontrak penjualan gas dari ENRG ini. "Saya tak tahu persis kontraknya, jadi belum menanggapi permintaan kenaikan harga jual tersebut," ujarnya.

Manajemen ENRG tidak menjelaskan berapa besar nilai kontrak penjualan gas mereka dengan PLN. Anak usaha Grup Bakrie ini menyatakan akan memasok gas ke PLN di tiga daerah. Rinciannya, ENRG akan memasok PLN Samarinda dengan gas dari Blok Sembrah Kalimantan Timur. ENRG juga memasok PLN Riau dengan gas dari Blok Korinci. ENRG juga mengalirkan gas Blok Kangean ke PLN Jawa Timur.

Kepala Riset BNI Securities Norico Gaman mengatakan harga rata-rata penjualan gas dalam negeri berkisar di level US$ 3 per mmbtu. Itu berarti ENRG perlu negoisasi serius dengan PLN jika ingin menaikkan harga gas menjadi US$ 4 per mmbtu.

Perhatikan rasio utang

Bila negosiasi kontrak penjualan gas dengan PLN berhasil, kantong ENRG jelas akan makin tebal. Namun Norico mengingatkan ENRG supaya berhati-hati mengatur arus kas. Sebab, posisi utang ENRG lumayan besar.

Dalam hitungannya, kewajiban ENRG saat ini telah mencapai Rp 6,8 triliun, dengan nilai ekuitas senilai
Rp 3,9 triliun. Jadi ENRG memiliki rasio kewajiban terhadap ekuitas hampir mencapai dua kali. "Idealnya untuk industri migas hanya 1,2 kali," terang Norico.

Norico merekomendasikan netral terhadap saham ENRG dengan harga wajar Rp 450 per saham. Pada penutupan perdagangan kemarin, harga saham ENRG berakhir di level Rp 335 per saham, turun 2,9% dari harga penutupan akhir pekan lalu (10/7).

Sebagai tambahan informasi, tahun 2009 ini manajemen ENRG menargetkan harga rata-rata penjualan gas sebesar US$ 3 per mmbtu. Sampai dengan akhir semester pertama 2009, anak usaha PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) itu menjual gas dengan harga rata-rata sebesar US$ 2,7 per mmbtu.

Selama semester pertama 2009, ENRG memproduksi gas sebanyak 92 miliar kaki kubik per hari atau billion british thermal unit per day (BBTUD). Produksi gas tersebut naik 6,98% dari periode yang sama tahun 2008 yang sebanyak 86 BBTUD.

Pada periode yang sama, ENRG menjual minyak mentah dengan harga rata-rata US$ 51,9 per barel, turun 52,69% dari periode yang sama pada tahun lalu. Enam bulan pertama tahun sekarang ENRG menyedot minyak mentah sebanyak 13,8 juta barel. Pada periode sama tahun lalu, produksi minyak ENRG 10,2 juta barel.

Secara total, sepanjang semester pertama 2009, ENRG mencatatkan produksi minyak dan gas setara 29,1 juta barel minyak. ENRG menargetkan total produksi migas tahun ini setara 30 juta barel minyak mentah.

Namun, kata Herwin, melihat pencapaian tengah tahun ini, produksi migas ENRG bisa setara 35 juta-37 juta barel minyak mentah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×