Reporter: Nuria Bonita,Yura Syahrul | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pencatatan saham PT Bayan Resources Tbk (BYAN) belum lagi genap sebulan. Tapi, Bayan sudah memiliki agenda ekspansi yang bakal dijalankan. Maklum saja, pasca penawaran umum saham perdana ke publik (IPO) pada 12 Agustus lalu, produsen batubara ini menggandeng Enel SpA sebagai mitra bisnis dan pemegang saham.
Saat IPO Bayan, perusahaan pertambangan asal Italia ini membeli 333,32 juta saham atau 10% dari total modal disetor. Pembelian senilai US$ 211 juta atau sekitar Rp 1,94 triliun itu dilakukan melalui anak usahanya, Enel Investment Holding.
Alastair McLeod, Direktur Keuangan Bayan, mengatakan, Enel sebagai salah satu pemegang saham baru akan memberikan kontribusi positif bagi Bayan. Sebelumnya, Enel termasuk pelanggan terbesar Bayan, di mana Bayan memasok sebanyak dua juta ton batubara per tahun. Selain itu, Enel Group mengeksekusi perjanjian kontrak pasokan batubara dari Bayan lewat anak usahanya, Enel Trade SpA. Kontrak tersebut berlaku hingga Desember 2019. Sedangkan nilai kontrak jual mengikuti harga indeks batubara di Eropa.
Melihat kerjasama yang sangat mesra tersebut, tidak menutup kemungkinan Enel menambah kepemilikan sahamnya di Bayan. "Mereka bisa menambahnya melalui pasar," kata Alastair saat berkunjung ke kantor KONTAN, di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Sebaliknya, Enel tak bisa menjual 10% saham Bayan ke pihak lain selama 18 bulan sejak IPO. Namun, bila Enel ingin hengkang setelah masa 18 bulan maka Dato' Low Tuck Kwong sebagai pengendali Bayan dapat kesempatan untuk menjadi pembeli pertama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News