Reporter: Hasbi Maulana | Editor: Hasbi Maulana
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Senin (30/7) lalu Bursa Efek Indonesia (BEI) menghijau. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 38,80 poin (0,65%) sebelum bertengger di angka 6.027,94.
LQ45, indeks saham dengan konstituen saham-saham dengan kapitalisasi pasar terbesar dan terlikuid, turut terangkat. Naik 6,49 poin (0,69%), LQ45 bertengger di level 953,54.
Pergerakan indeks utama kemarin tidak mengubah komposisi daftar 10 saham LQ45 dengan PER terkecil dari hari bursa sebelumnya.
Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL), Bumi Resources Tbk (BUMI), dan Waskita Karya Tbk (WSKT) masih berada di posisi tiga pertama saham LQ45 dengan PER positif terkecil secara berurutan, masing-masing 3,14 kali, 3,53 kali, dan 4,88 kali.
Posisi selanjutnya diisi oleh INDY, AKRA, WSBP, BBTN, BBNI, PGAS, dan PTBA.
Dinamika bursa saham akhir pekan lalu mampu mengangkat harga enam saham penghuni daftar 10 saham LQ45 dengan PER terkecil. Mereka adalah BUMI, WSKT, Indika EnergyTbk (INDY), Waskita Beton Precast Tbk (WSBP), Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS).
Adapun empat saham yang mengalami penurunan harga adalah SRIL, AKR Corporindo Tbk (AKRA). Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), dan Bukit Asam Tbk (PTBA).
Price earning ration (PER) adalah perbandingan antara harga saham dengan laba bersih per saham. Penurunan harga saham di bursa secara otomatis akan menurunkan pula nilai PER kalau pada saat yang sama tidak terjadi perubahan laba bersih per saham.
Secara umum ada anggapan bahwa semakin kecil angka PER maka semakin murah pula harga saham tersebut dibanding saham-saham lain dalam sektor usaha yang sama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News