kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Empat saham masuk indeks berkapitalisasi kecil MSCI, berikut kinerjanya


Jumat, 15 Mei 2020 / 20:44 WIB
Empat saham masuk indeks berkapitalisasi kecil MSCI, berikut kinerjanya
ILUSTRASI. MSCI Inc mengumumkan daftar terbaru saham-saham yang menjadi anggota MSCI Small Cap Indonesia Index.


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. MSCI Inc. mengumumkan daftar terbaru saham-saham yang menjadi anggota MSCI Small Cap Indonesia Index. Selain memasukkan enam saham yang turun kelas dari MSCI Global Indonesia Index, perusahaan ini juga memasukkan empat saham yang benar-benar baru.

Keempat saham tersebut adalah PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT Bintang Oto Global Tbk (BOGA), PT Nusantara Properti Indonesia Tbk (NATO), dan PT Pacific Strategic Financial Tbk (APIC). Berikut adalah gambaran kinerja bisnis dan kinerja saham keempat emiten tersebut:

1. PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI)

Pada tahun 2019, AALI membukukan penjualan Rp 17,45 triliun atau turun 8,5% year on year (yoy). Pasalnya, penjualan produk crude palm oil (CPO) dan turunannya pada 2019 lebih rendah 4,9% dibanding tahun sebelumnya.

Terlebih lagi, penjualan produk inti sawit dan turunannya merosot 36,2% yoy dan penjualan lainnya berkurang 18,8% yoy. Dari segi bottom line, laba bersih AALI bahkan anjlok 85,3% yoy, dari Rp 1,44 triliun menjadi Rp 211,12 miliar.

Meskipun begitu, pada triwulan pertama 2020, penjualan AALI kembali membaik dengan mencatatkan pertumbuhan 13,3% yoy menjadi Rp 4,8 triliun. Terjadi kenaikan penjualan pada CPO dan turunannya sebesar 16,4%, sedangkan penjualan produk lainnya masih menunjukkan kinerja negatif.

Laba bersih AALI pada kuartal I-2020 juga melesat 891,8% yoy, dari Rp 37,41 miliar menjadi Rp 371,06 miliar. Meski begitu, sepanjang 2020 hingga Jumat (15/5), harga saham AALI sudah anjlok 57%, dari Rp 14.575 per saham menjadi Rp 6.200 per saham.

2. PT Bintang Oto Global Tbk (BOGA)

Emiten yang bergerak dalam bisnis diler kendaraan bermotor ini membukukan penjualan Rp 790,81 miliar pada 2019. Jumlah ini naik 14,2% dibandingkan realisasi penjualan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 692,19 miliar.

Semua segmen bisnis BOGA memperlihatkan pertumbuhan. Secara rinci, penjualan kendaraan bermotor meningkat 10,5% yoy menjadi Rp 676,28 miliar, insentif naik 5,3% yoy ke Rp 42,03 miliar, jasa pemeliharaan dan suku cadang melesat 109% yoy ke Rp 51,33 miliar, dan sewa operasi meningkat 35,2% yoy menjadi Rp 21,17 miliar.

Sayangnya, laba bersih BOGA turun 15,8%, dari Rp 11,66 miliar pada 2018 menjadi Rp 9,81 miliar pada 2019. Beberapa penyebabnya adalah beban umum dan administrasi yang naik 23,7% yoy dan beban keuangan yang meningkat 37,5% yoy. Sepanjang 2020 hingga Jumat (15/5), harga saham BOGA tumbuh 8%, dari Rp 1.330 per saham menjadi Rp 1.435 per saham.

3. PT Nusantara Properti Indonesia Tbk (NATO)

Emiten yang bergerak di bisnis perhotelan ini mencatatkan pendapatan sebesar Rp 17,79 miliar pada 2019 atau merosot 22,7% yoy. Pendapatan hotel yang meliputi kamar, makanan serta minuman, dan lain-lain ini turun 23,2% yoy, dari Rp 22,57 miliar menjadi 17,34 miliar. Sementara itu, pendapatan jasa manajemen stagnan, yakni Rp 450 juta.

Meskipun pendapatan merosot, laba bersih NATO masih tumbuh 7,8% yoy, dari Rp 3,06 miliar menjadi Rp 3,3 miliar. Sepanjang 2020 hingga Jumat (15/5), harga saham NATO merosot 45%, dari Rp 1.085 per saham menjadi Rp 595 per saham.

4. PT Pacific Strategic Financial Tbk (APIC)

APIC belum merilis laporan keuangan tahun buku 2019. Meskipun begitu, berdasarkan laporan keuangan per kuartal III-2019, APIC membukukan kenaikan pendapatan 87,7% yoy, dari 292,96 miliar menjadi Rp 549,88 miliar.

Kenaikan ini didorong oleh pendapatan kegiatan perantara perdagangan efek yang meningkat 49,4% yoy, hasil investasi yang melesat 241,5% yoy, dan premi bruto yang lebih tinggi 209,3% yoy. Alhasil APIC dapat membukukan laba bersih Rp 74,7 miliar atau meningkat 45,4% yoy. Sepanjang 2020 hingga Jumat (15/5), harga saham APIC naik 27%, dari Rp 690 per saham menjadi Rp 875 per saham.

Selain empat saham di atas, MSCI Inc. juga menambahkan enam saham ke dalam MSCI Small Cap Indonesia Index yang berasal dari MSCI Global Indonesia Index. Mereka adalah PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM), dan PT Pakuwon Jati Tbk (PWON).

Di sisi lain, MSCI Inc. mendepak 14 saham dari MSCI Small Cap Indonesia Index. Mereka adalah PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), PT Alfa Energi Investama Tbk (FIRE), PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Global Mediacom Tbk (BMTR), PT Indika Energy Tbk (INDY), PT Krakatau Steel Tbk (KRAS), PT Kresna Graha Sekurindo Tbk (KREN), PT PP Properti Tbk (PPRO), PT Rimo International Lestari Tbk (RIMO), PT Sentul City Tbk (BKSL), PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL), PT Timah Tbk (TINS), dan PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×