Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Akhir Juli 2020 akan ada evaluasi konstituen indeks LQ45. Berdasar isu yang beredar di pasar, beberapa saham berpotensi masuk menjadi konstituen baru, antara lain PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), PT Timah Tbk (TINS), PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA). Dari empat emiten tersebut, saham MDKA disebut-sebut berpeluang paling besar masuk dalam jajaran LQ45.
Mengutip website Bursa Efek Indonesia (BEI), LQ45 merupakan indeks yang mengukur kinerja harga dari 45 saham yang memiliki likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar besar, serta didukung oleh fundamental perusahaan yang baik.
Menanggapi hal di atas, Hans Kwee, Direktur PT Anugrah Mega Investama menjelaskan, emiten pertambangan itu memang tengah diuntungkan dengan adanya kenaikan harga emas. Adapun kenaikan itu dipicu oleh kekhawatiran global akan pandemi Covid-19.
Baca Juga: IHSG menguat 0,66% ke 5.064 pada akhir perdagangan Senin (13/7)
Tidak jauh berbeda, saham emiten rumah sakit MIKA juga diuntungkan dengan adanya Covid-19. Sementara untukĀ TINS, Hans melihat sentimen positifnya masih seputar bisnis kendaraan listrik di masa depan yang akan banyak mengandalkan timah. Sedikit berbeda untuk MEDC, Hans melihat pergerakan sahamnya menarik karena nilainya yang sedang rendah.
Chris Apriliony, Analis Jasa Utama Capital Sekuritas, juga menganggap saham-saham yang diisukan masuk ke LQ45 itu memang menarik kecuali MEDC. "Secara harga saham terus turun, perusahaan juga mulai merugi, serta volume perdagangan juga masih cenderung turun," jelas Chris kepada Kontan.co.id, Senin (13/7).
Menurut kabar yang beredar, selain saham-saham yang berpotensi masuk jajaran LQ45, ada saham lain yang berpeluang terdepak. Keempat saham itu adalah PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PTĀ Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), dan PT Barito Pacific Tbk (BRPT).
Baca Juga: Ini penopang IDX SMC Liquid bisa mencatat kinerja ciamik
Hans Kwee menganggap bisnis emiten-emiten tersebut secara umum memang tertekan pandemi Covid-19. Akan tetapi, dia masih melihat peluang dari TKIM. Menurut dia, sejauh ini kinerja TKIM masih baik sehingga bisa menjadi sentimen positif untuk sahamnya.
Pendapat serupa juga diungkapkan oleh Chris. "TKIM dapat bertahan di jejeran indeks LQ45 dengan peningkatan kinerja dan transaksi yang kembali naik, tetapi yang lain memang besar potensinya untuk keluar," ujar dia.
Sementara itu, pihak Bursa Efek Indonesia belum berkomentar banyak terkait perubahan konstituen indeks ini. "Nanti akan diumumkan pada waktunya," kata Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Laksono Widodo, Senin (13/7).
Baca Juga: Akibat corona, outlook emiten retail masih menantang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News