kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Akibat corona, outlook emiten retail masih menantang


Minggu, 12 Juli 2020 / 21:44 WIB
Akibat corona, outlook emiten retail masih menantang
ILUSTRASI. Perolehan laba bersih industri retail diprediksi turun 30% hingga 80% di 2020.


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tingginya tekanan ekonomi akibat dampak dari penyebaran pandemi Covid-19 diprediksi bakal menjadikan bisnis emiten sektor retail lebih menantang. Hal ini disebabkan dengan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Di samping itu, kekhawatiran akan lonjakan kasus virus corona juga masih terjadi seiring dengan penerapan pedoman kenormalan baru.

Analis Sinarmas Sekuritas Paulina Margareta mengatakan, pandemi Covid-19 tentunya akan sangat berdampak bagi industri retail Tanah Air Tahun ini. Bahkan, prediksinya angka penjualan retail diestimasikan turun antara 5% hingga 40% di tahun ini.

Kondisi tersebut tentunya akan berpengaruh pada perolehan laba bersih industri retail yang diprediksi turun 30% hingga 80% di 2020. "Hal ini, terutama karena penjualan sepanjang akhir Maret 2020 hingga Mei 2020 sangat lemah," kata Paulina kepada Kontan.co.id, Jumat (10/7).

Baca Juga: Sejumlah emiten indeks LQ45 alokasikan capex yang lebih rendah untuk tahun ini

Menurut Paulina, beberepa emiten seperti PT Matahari Department Store(LPPF) dan PT Ramayana Lestari Sentosa (RALS) jadi yang paling dalam terkena dampaknya. Hal ini karena, hampir sekitar 40% dari penjualan emiten tersebut sangat bergantung pada musim Lebaran.

Rekomendasi Paulina cenderung neutral untuk RALS dan LPPF dengan target harga masing-masing Rp 590 per saham dan R 1.440 per saham. "Lebaran kali ini bisa sama-sama dirasakan sangat turun antusiasmenya karena ada pelarangan mudik," tambah dia.

Kondisi diperparah dengan pembatasan kegiatan sosial dan juga penurunan daya beli dari hampir seluruh masyarakat. Apalagi, turunnya daya beli lebih banyak dirasakan oleh masyarakat kalangan kelas menengah ke bawah.

Baca Juga: Peritel wait and see membuka gerai



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×