kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Empat bulan, penjualan alat berat UNTR turun 8,5%


Selasa, 27 Mei 2014 / 15:35 WIB
Empat bulan, penjualan alat berat UNTR turun 8,5%
ILUSTRASI. Rupiah diprediksi akan bergerak terbatas pada perdagangan Selasa (3/1). KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Penjualan alat berat PT United Tractors Tbk (UNTR) masih belum pulih. Hingga April 2014, UNTR hanya mampu menjual 1.577 unit alat berat "Komatsu". Jumlah itu turun 8,5% dari periode yang sama tahun lalu sebanyak 1.725 unit.

Di bulan April saja, penjualan Komatsu hanya mencapai 366 unit. Jumlah ini memang naik dibandingkan bulan Maret lalu yang sebanyak 334 unit. Namun, jika dibandingkan dengan bulan April tahun 2013, penjualan alat berat UNTR turun 19,2%. "Market share dalam empat bulan ini sebesar 41%," ujar Ari Setiyawan, Investor Relation UNTR.

Penyebab turunnya penjualan alat berat UNTR disebabkan oleh penurunan permintaan terutama dari sektor pertambangan batubara. Hal ini terlihat dari merosotnya kontribusi sektor pertambangan terhadap total penjualan alat berat UNTR.

Dalam empat bulan tahun 2013 lalu, sektor pertambangan masih mampu menyokong penjualan sebesar 52% dari total penjualan Komatsu. Namun, di tahun ini, kontribusi dari sektor pertambangan merosot menjadi 36%. Padahal, di awal tahun, sektor ini masih bisa berkontribusi sebesar 42%.

Untungnya, permintaan alat berat dari sektor konstruksi masih terus tumbuh. Jika dibandingkan dengan tahun 2013 lalu, kontribusi sektor konstruksi naik dari 19% menjadi 29%.

Sektor kehutanan berkontribusi 15% dari total penjualan alat berat UNTR, dari sebelumnya sebesar 8%. Sementara kontribusi sektor perkebunan turun tipis menjadi 20% dari sebelumnya 21%.

Penjualan yang turun ini memaksa UNTR merevisi ekspansi di 2014. Perseroan memangkas belanja modal atau capital expenditure (capex) 2014, dari US$ 300 juta-US$ 350 juta, menjadi US$ 250 juta-US$ 300 juta.

Wakil Presiden Direktur UNTR Gidion Hasan pernah bilang, pemangkasan belanja modal ini dilakukan supaya UNTR bisa lebih efisien di tengah penurunan permintaan alat berat maupun harga jual batubara.

Strategi tahun ini, UNTR akan fokus meningkatkan pangsa pasar (market share), bukan memacu volume penjualan. UNTR menargetkan market share bisa mencapai 43% di 2014, lebih tinggi daripada tahun lalu, 41%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×