kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Emiten semen tahun ini diprediksi tumbuh 6%


Senin, 25 Januari 2016 / 19:46 WIB


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Masifnya proyek pembangunan pemerintah rupanya dianggap tidak akan berkontribusi besar terhadap penjualan emiten semen. Pasalnya, saat ini emiten semen lebih banyak mengandalkan sektor properti dibandingkan proyek pemerintah yang sudah bergulir sejak awal tahun ini.

Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri mengatakan, tahun ini kemungkinan ada perbaikan kinerja pada emiten-emiten semen dibandingkan tahun lalu. Namun, dirinya mengatakan kalau pun ada pertumbuhan penjualan tidak akan menembus double digit. Ia memperkirakan pertumbuhan penjualan hanya akan berkisar 3%-6%.

"Kalau kita lihat, kemungkinan emiten-emiten semen akan mengalami perbaikan tahun ini. Tapi ada indikasi penjualannya tidak terlalu banyak, paling berkisar 4%-6%. Ini akibat permintaan semen hanya ditopang proyek infrastruktur pemerintah," ujarnya kepada KONTAN, Senin (25/1).

Ia menilai, permintaan semen dari sektor properti masih seret dan tidak berkembang, padahal mayoritas permintaan semen justru berasal dari properti. Penurunan permintaan dari sektor properti ini disebabkan oleh pertumbuhan properti yang masih stuck dan tidak berkembang akibat harganya yang masih tinggi.

"Efek proyek pemerintah terhadap peningkatan penjualan semen tidak banyak. Sebenarnya properti yang lebih berpengaruh terhadap penjualan semen," lanjutnya.

Perlambatan permintaan semen dari sektor properti, selain disebabkan mahalnya harga yang tinggi jugaakibat  daya beli masyarakat yang relatif masih rendah, bunga tinggi, dan adanya aturan pemerintah seperti kredit indent perumahan. Sehingga penurunan sektor properti ini berimbas pada seretnya penjualan emiten semen.

"Itu semua yang mempersulit spekulan masuk ke pasar, ini kan membuat demandnya semen melambat. Apalagi bisnis semen menghadapi challange yang cukup besar dengan masuknya perusahaan asing. Jadi nanti tidak hanya SMGR dan INTP yang mendominasi," lanjutnya.

Reza Priyambada, Kepala Riset NH Korindo Securities mengatakan bahwa saat ini ada kemungkinan emiten semen untuk tumbuh 3%-5%. Asumsi ini bisa terjadi bila sektor konstruksi pemerintah meningkat dan serapan anggarannya tidak molor dan kredit properti di swasta meningkat.

"Tapi kalau sektor kontruksi tidak berbeda dengan tahun lalu, di mana serapan anggaran lama dan sektor swatsa kredit propertinya tidak meningkat tajam, ya paling pertumbuhannya tidak akan jauh beda dengan pertumbuhan 1%-2% lah," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×