kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Emiten Semen Diprediksi Masih Diselimuti Sentimen Negatif di Tahun 2023


Selasa, 12 September 2023 / 19:56 WIB
Emiten Semen Diprediksi Masih Diselimuti Sentimen Negatif di Tahun 2023
ILUSTRASI. Kinerja emiten semen diprediksi masih diselimuti sentimen negatif di sisa tahun 2023. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/ama.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten semen diprediksi masih diselimuti sentimen negatif di sisa tahun 2023. Namun, bukan berarti kinerja emiten semen tanpa peluang.

Sektor properti saat ini tengah menggeliat di tengah meningkatnya permintaan dari masyarakat. Di sisi lain, sektor infrastruktur masih melambat pergerakannya, karena ancaman suku bunga The Fed yang masih bisa naik lagi di tahun ini.

Namun, ada beberapa proyek strategis yang masih berjalan, seperti pembangunan IKN. Lalu, anggaran infrastruktur pemerintah di tahun 2024 naik 5,8% dari alokasi di tahun 2023.

Baca Juga: Kinerja Emiten Semen Diprediksi Rawan Kena Sentimen Negatif, Ini Rekomendasi Sahamnya

Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Fajar Dwi Alfian mengatakan, beberapa sentimen positif tersebut baru bisa dirasakan dampaknya di tahun 2024.

Jika mengacu ke kinerja saat ini, mayoritas emiten semen mencatatkan pertumbuhan kinerja bagus, baik dari sisi top line maupun bottom line.

“Hal itu didukung meningkatnya permintaan, yang akan makin meningkat di semester II ini,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (12/9).

Menurut Fajar, suku bunga yang masih di level tinggi akan menjadi sentimen negatif bagi kinerja emiten semen di semester II.

“Sektor konstruksi juga masih diselimuti ketidakpastian, seperti adanya gagal bayar. Dinamika di tahun politik juga berpotensi menekan belanja modal,” tuturnya.

Fajar merekomendasikan beli untuk SMGR dan INTP dengan target harga masing-masing Rp 7.225 dan Rp 11.300 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×