Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) juga masih kokoh dengan lonjakan 113,99% secara YTD. Dalam sepekan, harga saham AMRT masih bisa menanjak 1,17% ke posisi Rp 2.600.
Saham PT Electronic City Indonesia Tbk (ECII) dan PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) mulai melaju dalam seminggu. Hanya saja, sejumlah saham emiten ritel masih bergerak sideways atau merosot, seperti HERO, PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA), PT Supra Boga Lestari Tbk (RANC).
Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas Alrich Paskalis Tambolang menyoroti data historis dalam 10 tahun terakhir. Dari data itu, peluang terjadi kenaikan harga pada saham emiten ritel di bulan Desember berkisar di angka probabilitas upside 30%-60%.
Meski dari sisi kinerja bisnis, pendapatan kuartal keempat emiten ritel biasanya mencatatkan kenaikan dibandingkan periode sebelumnya. Alrich pun melihat potensi kenaikan harga saham emiten ritel pada momentum natal 2022 dan tahun baru 2023.
Prediksi ini berdasarkan pada konsumsi masyarakat yang cenderung menguat. Rata-rata Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada tahun 2022 berada di level 119,8. Menunjukkan pemulihan ke level pra-pandemi.
Baca Juga: Rekomendasi Saham Hari Ini Jelang Pengumuman Suku Bunga BI
Selain itu, tren laju inflasi juga diperkirakan akan melandai. "Dengan demikian, potensial upside untuk sektor ritel saat momentum Natal dan tahun baru untuk kali ini cukup menarik untuk diperhatikan," ujar Alrich.
Research & Consulting Manager Infovesta Utama Nicodimus Kristiantoro juga membeberkan data historis. Dalam lima tahun terakhir, arah pergerakan saham-saham emiten ritel memang tidak seragam.
Catatan Nico, ada beberapa saham yang dominan mencatatkan kinerja positif pada setiap bulan Desember, yakni saham AMRT, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF), PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI), PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA).
Nico memperkirakan saham emiten ritel dengan diversifikasi lini usaha dan sudah mempunyai pangsa pasar luas akan menguat. "Berbeda dengan emiten ritel yang bisnisnya cenderung kalah saing dengan para kompetitor sehingga tidak terlalu dilirik investor," ungkap Nico.
Sementara itu, Alrich menyoroti pembagian sektor pada emiten ritel yang tergolong ke dalam consumer cyclicals dan non-cyclicals. Emiten ritel di sektor cyclicals yang menyediakan kebutuhan sekunder dan tersier berpotensi upside pada momentum tertentu, termasuk natal dan tahun baru.
Baca Juga: Analis Perkirakan Pasar Modal Masih Ramai pada Tahun 2023, Saham Mana yang Menarik?
Sehingga saham emiten ritel pada segmen ini sedang menarik untuk dicermati. Namun sebagai pilihan investasi jangka panjang, saham emiten ritel non-cyclicals lebih menarik karena menyediakan kebutuhan pokok yang selalu dicari masyarakat pada kondisi apa pun.
Alrich memberikan rekomendasi buy untuk saham MAPI dengan target harga Rp 1.560 - Rp 1.620 dan stoploss jika merosot ke bawah Rp 1.300. Berikutnya, speculative buy saham AMRT dan LPPF dengan target harga masing-masing di Rp 2.680 - Rp 2.860 dan Rp 5.170 - Rp 5.250.
Investor bisa mencermati area stoploss Rp 2.500 untuk AMRT dan Rp 4.770 untuk LPPF. Rekomendasi berikutnya, trading buy saham ACES dengan target harga Rp 524 - Rp 540 dan stoploss jika turun menembus level Rp 432.
ACES juga menjadi saham pilihan Nico. Secara teknikal, pergerakan MACD saham ACES membentuk golden cross yang mengindikasikan momentum buy. Target harga ada di Rp 540 dan support ada di Rp 432.
Selain ACES, Nico menjagokan MAPI. Saham MAPI menarik dikoleksi saat natal dan tahun baru, dengan mencermati support Rp 1.380 dan resistance pada Rp 1.500.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News