Reporter: Rashif Usman | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten ritel diprediksi akan meningkat pada momentum Ramadan dan Lebaran 2025 mendatang.
Vice President Marketing, Strategy, and Planning Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi menilai bahwa momentum Ramadan dan Lebaran memiliki korelasi positif terhadap permintaan di sektor ritel.
Hal ini terlihat dari kinerja emiten ritel pada kuartal I-2024 , di mana menjelang Lebaran, laba bersih emiten mengalami lonjakan signifikan.
Misalnya, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) tumbuh 222% YoY, PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) naik 254% YoY, PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) meningkat 14,8% YoY, dan PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) bertambah 0,9% YoY.
"Strategi promo yang dijalankan emiten terbukti mampu mendorong konsumsi lebih tinggi menjelang perayaan Lebaran," kata Audi kepada Kontan, Minggu (16/2).
Baca Juga: Penjualan Ritel AS Turun, Rupiah Diproyeksi Menguat pada Perdagangan Senin (17/2)
Namun, ada sejumlah tantangan yang perlu diwaspadai dibandingkan periode sebelumnya, pertama, fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akibat ketidakpastian di tengah perang tarif dagang.
Kedua, tekanan daya beli yang meningkat, tercermin dari deflasi sebesar 0,76% MoM pada Januari 2025, berbeda dengan tahun sebelumnya yang masih mencatat pertumbuhan inflasi. Jika tekanan ini terus berlanjut hingga Ramadan, maka bisa menjadi hambatan bagi konsumsi ritel.
Ketiga, efektivitas kebijakan dan insentif pemerintah yang berdampak langsung pada masyarakat. Jika kebijakan tersebut tetap terjaga dengan baik, daya beli masyarakat berpotensi kembali meningkat.
Saat ini, investor masih memiliki peluang untuk melakukan akumulasi beli, terutama pada emiten yang mencatatkan kinerja positif dan memiliki margin of safety yang lebar dibandingkan nilai intrinsiknya.
Namun, untuk prospek jangka panjang, evaluasi kembali diperlukan, terutama jika terjadi penguatan daya beli, stabilisasi nilai tukar rupiah, dan pemangkasan suku bunga sesuai ekspektasi pasar. Jika kondisi ini terpenuhi, sektor ritel berpeluang untuk kembali bergeliat.
Director PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk, Reza Priyambada, mengungkapkan secara umum kinerja emiten ritel cenderung mengalami peningkatan saat momentum Ramadan.
Namun, untuk tahun ini, perlu dicermati kembali, mengingat daya beli masyarakat yang masih belum sepenuhnya pulih. Kondisi ini dapat menyebabkan masyarakat lebih berhati-hati dalam berbelanja.
Menurutnya, faktor utama yang berpotensi mendorong daya beli adalah pencairan Tunjangan Hari Raya (THR), yang dinantikan oleh banyak orang. Meski demikian, dampaknya bersifat sementara karena tambahan dana tersebut hanya bersumber dari insentif musiman.
Selain itu, perlu dilihat apakah masyarakat akan benar-benar meningkatkan konsumsi atau justru memilih untuk menabung sebagai langkah antisipasi kebutuhan di bulan-bulan berikutnya.
Baca Juga: Tertekan Penurunan Harga, Saham Emiten Batubara Mana yang Masih Menarik?
Dalam situasi ini, emiten ritel yang berkaitan dengan kebutuhan pokok menjadi lebih menarik, seperti AMRT dan MIDI, yang memiliki jaringan luas di pemukiman warga dan menjual barang kebutuhan sehari-hari.
"Tapi, jika nantinya dengan momen THR ini daya beli masyarakat meningkat maka kita bisa lihat emiten RALS dan MAPI," tambah Reza kepada Kontan, Minggu (16/2).
Rekomendasi Saham
Reza memberikan rekomendasi beberapa emiten ritel yang perlu dipantau, antara lain AMRT, MIDI, MAPI dan RALS dengan target harga masing-masing Rp 3.250, Rp 440, Rp 1.300 dan Rp 395 per saham.
Audi merekomendasikan buy ERAA dan MAPI di target harga Rp 420 dan Rp 1.580 per saham. Selain itu, ia juga menyarankan untuk trading buy saham LPFF di target harga Rp 1.710 per saham.
Selanjutnya: Harga Pertamax-Dexlite Naik Februari 2025, Khusus BBM Ini Malah Turun
Menarik Dibaca: Cara Membuat KTP Digital dan Syarat yang Perlu Dipenuhi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News