kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.503.000   7.000   0,47%
  • USD/IDR 15.511   28,00   0,18%
  • IDX 7.760   25,02   0,32%
  • KOMPAS100 1.205   3,50   0,29%
  • LQ45 961   2,42   0,25%
  • ISSI 234   1,13   0,48%
  • IDX30 494   1,12   0,23%
  • IDXHIDIV20 593   1,74   0,29%
  • IDX80 137   0,38   0,27%
  • IDXV30 142   -0,50   -0,35%
  • IDXQ30 164   0,08   0,05%

Emiten rilis MTN Rp 720 miliar


Rabu, 24 Desember 2014 / 08:41 WIB
Emiten rilis MTN Rp 720 miliar
ILUSTRASI. Film bioskop Kejar Mimpi Gaspol!


Reporter: Noor Muhammad Falih | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Menjelang tutup tahun 2014, sejumlah perusahaan merealisasikan penerbitan surat utang jangka menengah atau medium term notes (MTN) sebagai sumber pendanaan usaha. Pekan ini setidaknya akan ada Rp 720 miliar nilai emisi MTN anyar.

Surat utang itu akan diterbitkan oleh dua emiten pelat merah, yaitu PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA). Kedua seri MTN tersebut resmi terbit pada hari ini, Rabu (24/12). Perinciannya, MTN Bank Rakyat Indonesia Tahap II Tahun 2014 senilai Rp 520 miliar dengan tenor dua tahun. Sementara, nilai emisi MTN II Wijaya Karya Tahun 2014 sebesar Rp 200 miliar dan bertenor tiga tahun.

Namun, belum ada penetapan kupon untuk masing-masing MTN ini. Hanya, disebutkan, pembayaran kupon masing-masing MTN akan dilakukan setiap 3 bulan.

Analis Millenium Danatama Indonesia Desmon Silitonga menilai, nominal penerbitan MTN BRI dan WIKA relatif besar untuk jenis MTN. Desmon menduga, kedua emiten ini membutuhkan dana cukup besar untuk ekspansi. Perusahaan membutuhkan dana dengan proses yang singkat di akhir tahun, sehingga memilih MTN ketimbang obligasi. "Emiten juga sepertinya ingin mendiversifikasi portofolio utangnya," ujarnya, Selasa (23/12).

Di samping itu, karakteristik MTN yang lebih privat juga menguntungkan emiten. Investor MTN maksimal hanya 50 investor dan negosiasi dilakukan secara tertutup. "Negosiasi yang sifatnya tertutup bisa menguntungkan emiten. Kalau menerbitkan obligasi, semuanya dibuka dan prosesnya lebih panjang," ungkapnya.

Menurut Desmon, status BRI dan WIKA sebagai perusahaan pelat merah akan memudahkan mereka mencari pendanaan dari surat utang baik MTN maupun obligasi. Tahun depan, prospek penerbitan obligasi korporasi baru cukup positif. Desmon memperkirakan, nilai emisi obligasi korporasi sepanjang 2015 bisa mencapai Rp 60 triliun. "Ini karena ada sekitar Rp 30 triliun lebih obligasi korporasi yang jatuh tempo di 2015," ujarnya.

Lantaran penerbitan obligasi korporasi pada tahun depan diprediksi bakal marak ia menduga, penerbitan surat utang jenis MTN akan menyurut. Pasalnya, penerbitan obligasi masih lebih menarik, sebab kupon yang ditawarkan bisa bersaing.

Desmon memperkirakan, realisasi penerbitan MTN tahun depan tak akan setinggi tahun ini. Prediksinya emisi MTN di 2015 sekitar Rp 5 triliun. Sedangkan, Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat, realisasi penerbitan MTN tahun ini Rp 8,77 triliun dan US$ 17 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM) Penerapan Etika Dalam Penagihan Kredit Macet

[X]
×