Reporter: Hasyim Ashari | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Emiten poultry memiliki banyak harapan di kuartal II-2017, setelah pada kuartal I dilalui dengan kurang memuaskan. Sebab bulan Ramadan dan hari raya Lebaran biasanya permintaan daging ayam naik, sehingga memicu kenaikan harga.
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Mimi Halmin bilang meskipun biasanya ada kenaikan harga, namun jika mengaca pada inflasi bulan Juni lebih lemah dibanding bulan Idul Fitri tahun lalu.
"Meskipun data menunjukkan peningkatan harga live bird dan day old chick (DOC) pada Mei - Juni dibanding Januari-April namun harga tahun ini tidak sekuat 2016," ujar Mimi dalam riset yang diterima KONTAN, bebebraa waktu lalu.
Menurutnya industri perunggasan masih berjuang untuk menyeimbangkan pasokan dan permintaan ayam, ini terlihat dari masih berlangsungnya kelebihan pasokan. Namun secara positif pemerintah telah menunjukan respon yang lebih cepat dalam mengatasi oversupply.
Tahun ini program culling telah dirilis. Pertama, pemerintah mengeluarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 3035/2017 tentang pengurangan DOC FS broiler. Kedua surat edaran 23 Mei menginstruksikan perusahaan unggas untuk mengurangi hatching eggs selama 5-10 Juni.
Program culling yang ketiga masih berlangsung dari 21 Juni - 17 Juli 2017 melalui Keputusan Menteri Pertanian Nomor 6073 tentang pengurangan populasi parent stock (PS) broiler. Keputusan ini menginstruksikan perusahaan-perusahaan unggas secara bertahap mengurangi 3 juta PS broiler selama tiga minggu. "Untuk itu kami mempertahankan pandangan netral di sektor poultry," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News