Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah menerbitkan beleid baru mengenai pemotongan tariff Pajak Penghasilan (PPh) wajib pajak (WP) badan dalam negeri yang berbentuk perseroan terbuka (emiten). Insentif ini tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 30 Tahun 2020.
PP itu menegaskan tarif PPh Badan menjadi 22% pada 2020 dan 2021, dan sebesar 20% pada 2022. Selain itu, tarif PPh Badan untuk emiten juga menjadi 3% lebih rendah dari tarif umum dengan salah satu syaratnya yakni saham yang dimiliki oleh masyarakat (free float) paling sedikit 40% dan memenuhi persyaratan tertentu.
Baca Juga: Saham JPFA, CPIN, dan MAIN Mulai Berkotek Lagi Ditopang Kenaikan Harga Ayam
Jika mengacu pada persyaratan free float, emiten poultry penghuni IndeksKompas100 berpeluang untuk mendapat angin segar ini.
PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) memiliki free float 47,46% dan PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) memiliki free float 42,2%.
Sementara itu, kepemilikan publik di saham PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) mencapai 44,47%. Dus, ketiga emiten ini berpeluang mendapat insentif pajak dari pemerintah.
Namun, Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Emma A. Fauni menilai, jikalau memang emiten poultry mendapat insentif tersebut, tidak akan berdampak banyak terhadap kinerja emiten poultry.
Baca Juga: Saham-saham poultry melesat sebulan terakhir, ini kata analis
“Kalaupun dapat, kebijakan keringanan PPh sebesar 3% ini kemungkinan dampaknya ke earnings perusahaan tidak terlalu signifikan, karena di bawah 5%,” ujar Emma kepada Kontan.co.id, Senin (29/6).
Ke depan, Emma memperkirakan pasar akan melakukan penyeimbangan dan harga broiler akan normal dari puncaknya di bulan Juni ini.
Seiring dengan relaksasi pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan pembukaan kembali aktivitas ekonomi, Emma menilai penyerapan daging ayam akan segera kembali lagi sehingga permintaan akan kembali naik dan lebih stabil setelah mengalami ‘demand shock’ di masa awal PSBB, yakni di periode April hingga pertengahan Mei lalu.
Sementara dari sisi pasokan (supply), harga broiler yang saat ini sedang tinggi-tingginya kemungkinan besar akan memicu peternak untuk kembali meningkatkan produksi ayam.
Baca Juga: IHSG diprediksi kembali melemah Rabu (24/6), simak saham-saham pilihan analis
Meski demikian, akan membutuhkan beberapa waktu untuk pasokan kembali pulih karena kemungkinan ada beberapa peternak mandiri yang berhenti atau keluar dari pasar setelah mengalami kerugian yang cukup parah.
“Kami berekspektasi semester kedua akan lebih stabil dan lebih baik daripada semester pertama 2020. Namun mungkin akan sulit untuk lebih baik dari semester kedua 2019. Sehingga kami masih berekspektasi earnings growth emiten poultry di akihir 2020 ini masih negatif,” sambung Emma.
Untuk rekomendasi saham emiten ternak ayam, Emma merekomendasikan hold (maintain) saham CPIN dengan target harga Rp 5,300 dan maintain trading buy saham JPFA dengan target harga Rp 1.370. Sementara untuk saham MAIN, Emma merekomendasikan maintain hold dengan target harga Rp 540 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News