Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi virus corona yang belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir dalam waktu dekat, membuat beberapa sektor bisnis terancam. Termasuk sektor otomotif serta komponen. Banyak kalangan yang menyebut kinerja sektor ini akan mendapatkan tekanan yang cukup berat imbas dari persebaran virus corona.
Analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas menuturkan bahwa dampak virus corona akan signifikan. Mengingat pemerintah telah merevisi target pertumbuhan ekonomi ke 2,3% yang semula diprediksi ada di 5,3%. Bahkan, jika skenario terburuk terjadi, angka tersebut bisa berubah menjadi negatif.
Baca Juga: Ini penyebab kinerja Mulia Industrindo (MLIA) di 2019 anjlok hingga 30%
“Kinerja sektor otomotif ini sangat erat hubungannya dengan kondisi ekonomi sehingga ketika ekonomi melemah, penjualan di sektor ini bisa berdampak juga. Jadi untuk tahun ini sektor otomotif tengah menghadapi tantangan berat,” ujar Sukarno kepada Kontan.co.id, Minggu (5/4).
Pandangan serupa juga dikemukakan oleh analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony. Chris mengungkapkan bahwa virus corona telah memberi dampak yang cukup besar terhadap kinerja sektor otomotif dan komponen. Pasalnya, wabah ini membuat masyarakat lebih mengikat sabuknya kencang-kencang.
“Di tengah kondisi saat ini masyarakat cenderung menahan pengeluaran mereka. Dengan demikian angka penjualan kendaraan bermotor para emiten otomotif menjadi tidak terlalu tinggi,” ungkap Chris.
Baca Juga: Lima saham yang melantai di 2019 jadi saham gocap
Bahkan analis Bahana Sekuritas Anthony Yunus dalam riset terbarunya mengklaim bahwa penjualan kendaraan bermotor akan kesulitan untuk mencapai targetnya sepanjang tahun ini. Pasalnya, sebelum terkena imbas virus corona, sektor otomotif sudah terkena sentimen pemberat dari banjir yang terjadi hampir di seluruh Indonesia.