kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.896.000   -8.000   -0,42%
  • USD/IDR 16.774   26,00   0,15%
  • IDX 6.369   106,44   1,70%
  • KOMPAS100 915   19,74   2,20%
  • LQ45 717   10,18   1,44%
  • ISSI 199   5,46   2,82%
  • IDX30 376   4,23   1,14%
  • IDXHIDIV20 455   4,37   0,97%
  • IDX80 104   2,33   2,29%
  • IDXV30 111   4,17   3,92%
  • IDXQ30 123   1,05   0,86%

Emiten Menara Telko Kompak Cetak Pertumbuhan Pendapatan, Intip Prospeknya Tahun Ini


Jumat, 11 April 2025 / 14:25 WIB
Emiten Menara Telko Kompak Cetak Pertumbuhan Pendapatan, Intip Prospeknya Tahun Ini
ILUSTRASI. Emiten menara telekomunikasi jumbo telah merilis laporan keuangan tahun 2024. Semua emiten mencetak pertumbuhan pendapatan sepanjang tahun lalu. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/nym.


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten menara telekomunikasi jumbo telah merilis laporan keuangan tahun 2024. Semua emiten berhasil mencetak pertumbuhan pendapatan sepanjang tahun lalu. 

Misalnya, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) alias Mitratel meraup pendapatan sebesar Rp 9,31 triliun pada 2024. Ini meningkat 7,19% secara tahunan atau year on year (YoY) dari Rp 8,68 triliun. 

Dari sisi bottom line, laba bersih MTEL meningkat 4,8% secara tahunan menjadi Rp 2,11 triliun di 2024. Pada tahun sebelumnya, laba bersih Mitratel sebesar Rp 2,01 triliun. 

Baca Juga: Ragu dan Takut, Pemegang Saham Pengendali Minim Akumulasi Saat IHSG Anjlok Signifikan

PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) juga mengalami lonjakan laba bersih sebesar 2,5% YoY menjadi Rp 3,34 triliun. Dari sisi top line, TOWR meraup pendapatan sebesar Rp 12,74 triliun atau naik 8,5%. 

Lalu ada PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) yang masih mencetak pertumbuhan pendapatan sekitar 3,5% menjadi Rp 6,78 triliun. Sayangnya, laba bersih TBIG menyusut 12,7% YoY menjadi Rp 1,36 triliun. 

Kalau dicermati segmen sewa menara telekomunikasi masih mendominasi struktur pendapatan MTEL, TOWR dan TBIG. Namun lini bisnis fiber optik terus bertumbuh. 

Dari total pendapatan MTEL sebesar Rp9,31 triliun, 93% ditopang bisnis sewa menara sebesar Rp 8,63 triliun. Sisanya berasal dari pendapatan tower related business terkait jasa pengelolaan infrastruktur atau managed service.

Sewa menara juga menjadi kontributor terbesar pendapatan TOWR. Dari total pendapatan TOWR di 2024 senilai Rp12,74 triliun, sebanyak 90% disokong pendapatan sewa menara pihak ketiga yakni Rp11,47 triliun. 

Equity Research Mirae Asset Sekuritas Indonesia Daniel Widjaja mengatakan sektor menara telekomunikasi akan tetap tangguh meskipun ada tantangan dari para operator telko dalam mengakuisisi pelanggan. 

"Perluasan bisnis fiber diharapkan dapat mendorong pertumbuhan industri, sejalan dengan strategi broadband dari operator telekomunikasi," jelasnya dalam riset. 

MTEL sendiri mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 3,54 triliun untuk 2025. Anggaran itu akan difokuskan pada perluasan fiber. 

Daniel menilai pertumbuhan Mitratel akan didorong oleh proyek yang dibangun khusus oleh Telkomsel dan konsolidasi lokasi yang agresif oleh Indosat, sementara aksi merger dan akuisisi MTEL akan fokus di fiber optic. 

Baca Juga: Awas, Euforia Penundaan Tarif Cuma Sementara

Senior Market Analyst Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mencermati hampir ketiga emiten menara telekomunikasi besar berhasil mencetak pertumbuhan kinerja dari sisi pendapatan.  

"Tapi masalahnya, pendapatannya tidak optimal karena memang efek beban dan biaya yang besar sehingga menekan bottom line para emiten," jelasnya kepada Kontan, Kamis (10/4). 

Namun setidaknya, lanjut Nafan, para emiten telekomunikasi ini masih bisa bertahan. Apalagi tahun ini merger PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) ditargetkan rampung. 

Dia mencermati merger EXCL-FREN akan menjadi tantangan dan peluang baru bagi para emiten telekomunikasi. Dari sisi negatifnya, entitas merger akan melakukan perampingan usaha. 

Hal serupa juga pernah dialami oleh para emiten penyedia infrastruktur telekomunikasi ini, pada saat merger antara PT Indosat Tbk (ISAT) dan Hutchison 3 Indonesia.

Selanjutnya: Progres Penyaluran BBM Subsidi Jadi Skema BLT Masih Terkendala Data

Menarik Dibaca: Cuaca Besok di Bali, Denpasar dan Lima Daerah Lainnya Bebas Guyuran Hujan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×