Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID- JAKARTA. Pelemahan harga komoditas mineral dan batubara (minerba) berpotensi membayangi kinerja emiten-emiten jasa pertambangan pada 2025. Emiten batubara perlu mencari siasat untuk meminimalisir dampak volatilitas harga komoditas di pasar.
Dikutip dari Trading Economics, harga sejumlah komoditas minerba terpantau mengalami tren penurunan. Sebagai contoh, harga batubara berada di level US$ 96,25 per ton pada Jumat (11/4) atau melemah 3,16% dalam sepekan terakhir dan 8,25% dalam sebulan terakhir.
Sementara itu, harga nikel telah pulih dan dalam sepekan terakhir naik 4% ke level US$ 15.211 per ton pada Jumat (11/4). Namun, dalam sebulan terakhir, harga nikel terkoreksi 8,94%.
Baca Juga: Kinerja United Tractors (UNTR) Didukung Kenaikan Harga Emas, Cek Rekomendasi Sahamnya
CEO Edvisor Profina Visindo Praska Putrantyo mengatakan, di atas kertas pelemahan harga komoditas akan membuat produsen minerba cenderung menahan produksi sebagai langkah antisipasi untuk menjaga keuntungan dan biaya operasional perusahaan.
Langkah ini tentu akan berdampak pada kegiatan operasional emiten-emiten kontraktor pertambangan.
Dengan demikian, penurunan produksi barang komoditas akan mempengaruhi pendapatan atas proyek yang sedang dijalankan oleh pihak kontraktor.
"Alhasil, pelemahan harga komoditas memiliki dampak yang sama, baik dari sisi produsen maupun dari kontraktor," tutur dia, Jumat (11/4).
Tantangan bagi emiten jasa pertambangan tidak berhenti di situ. Kurs rupiah yang melemah terhadap dollar AS juga menjadi sentimen negatif bagi emiten jasa pertambangan.
Baca Juga: Ditopang Sentimen Positif Harga Ayam, Cek Rekomendasi Saham CPIN
Pelemahan kurs akan membuat beban pengeluaran emiten jasa pertambangan membengkak, baik untuk biaya bahan bakar, impor alat berat, hingga biaya perawatan peralatan tambang.
Walau begitu, peluang peningkatan kinerja emiten-emiten jasa pertambangan masih tetap terbuka. Hal ini dengan catatan bahwa emiten yang bersangkutan menerapkan strategi efisiensi secara tepat.
"Upaya diversifikasi pada pertambangan komoditas yang lain juga bisa jadi opsi," ujar dia.
Dari sekian emiten jasa pertambangan yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), Praska menilai PT Petrosea (PTRO) dapat dicermati oleh investor seiring nilai kontrak yang cukup tinggi dengan jangka waktu kontrak yang cukup panjang.
Baca Juga: Emiten Jasa Tambang Getol Ekspansi & Cari Kontrak Baru, Simak Rekomendasi Sahamnya
PTRO juga gencar mendiversifikasi bisnisnya ke sektor EPC atau Engineering, Procurement, and Construction. Dia pun merekomendasikan beli saham PTRO dengan target harga di area Rp 3700-Rp 4000 per saham.
Selanjutnya: JD.com Siapkan Dana Jumbo US$27 Miliar Bantu Eksportir China Jualan di Dalam Negeri
Menarik Dibaca: iPhone 16 Juga Tersedia di Shopee Mall, Ada Promo Cashback lo
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News