kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Emiten konstruksi BUMN sulit cari proyek baru?


Senin, 21 Agustus 2017 / 05:30 WIB
Emiten konstruksi BUMN sulit cari proyek baru?


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - Sejumlah analis memperkirakan pertumbuhan beberapa emiten di sektor konstruksi akan melambat pada 2018. Berdasar laporan keuangan kuartal II 2017, menurut Raphon Prima Analis PT NH Korindo Sekuritas Indonesia, kinerja perusahaan BUMN mulai terjadi persaingan dalam meraih kontrak baru.

Misal saja, PT Adhi Karya Tbk mengalami kesulitan meraih pertumbuhan kontrak baru di luar kontrak Light Rail Transit (LRT). Begitu juga dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) yang telah meraih kontrak kereta cepat Jakarta-Bandung dalam suatu paket konsorsium.

"Dengan adanya lonjakan kontrak baru ini, sulit bagi ADHI dan WIKA utnuk meraih setidaknya pertumbuhan kontrak baru pada 2017," kata Raphon, kepada KONTAN, Jumat (18/8). Maka diprediksikan pertumbuhan pendapatan akan melambat pada 2018.

Sementara itu emiten lain yang bisa tetap konsisten bertumbuh adalah PTPP yang memiliki keunggulan dalam menjaga pertumbuhan kontrak baru pada segmen gedung bertingkat. Sedangkan, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) menjadi emiten jagoan Raphon dengan anak perusahaanya Waskita Toll Road yang bisa menikmati kesuksesan dalam hal pertumbuhan di segmen jalan tol.

Sementara Franky Rivan, analis PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia dalam risetnya pada 15 Agustus 2017 menurunkan target harga saham pada semua emiten di sektor konstruksi. Franky menganggap pemerintah lamban dalam melakukan pengeluaran belanja meski pendapatan pemerintah cukup besar di tahun 2017.

Selain itu, Franky mengatakan kemungkinan anggaran infrastruktur dibatasi karena tahun depan akan ada biaya yang dikeluarkan untuk Asian Games 2018 serta pemilihan umum (Pemilu) 2019, dan anggaran subsidi.

Namun, Raphon beranggapan Asian Games 2018 diperkirakan tidak terlalu berdampak banyak pada proyek infrastruktur karena porses konstruksi sudah dimulai. "Artinya, event ini sudah diantisipasi investor," kata Raphon.

Begitu pun dengan Pemilu 2019 tidak terlalu berdampak signifikan mengganggu laju pembangunan infrastruktur. "Proyek konstruksi strategis mayoritas ditangai BUMN, meminimalkan risiko lamanya tender dan pengerjaan," kata Raphon.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×