kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Emiten ini kecipratan berkah dari kenaikan S&P


Senin, 22 Mei 2017 / 15:10 WIB
Emiten ini kecipratan berkah dari kenaikan S&P


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Kenaikan rating dari Standard & Poor's membawa berkah bagi sejumlah sektor. Sektor perbankan, properti, konstruksi, diyakini akan mendapat keuntungan dari kenaikan peringkat ini. 

Perbaikan status Indonesia menjadi layak investasi akan meningkatkan kepercayaan asing terhadap Indonesia. Dengan begitu, ongkos pinjaman yang dilakukan korporasi atau pemerintah akan lebih murah.

Edwin Sebayang Kepala Riset MNC Sekuritas mengatakan, sektor properti akan menikmati alternatif pendanaan proyek. Dengan begitu, cost of fund menjadi lebih rendah. 

"Obligasi untuk properti saya rasa juga akan lebih rendah atau murah. Termasuk mereka yang mencari pinjaman ke luar negeri," ungkapnya akhir pekan lalu kepada KONTAN.

Pengaruh rendahnya kupon obligasi global tersebut, juga otomatis akan mempengaruh obligasi di dalam negeri. Nantinya, bisa membuat kupon obligasi menjadi lebih rendah. "Saya rasa yang paling banyak menggunakan momentum ini adalah swasta. Karena mendapat pinjaman yang lebih murah dari bank dan mendapatkan akses likuiditas dari pendanaan internasional," katanya.

Edwin menyatakan, beberapa emiten dari sektor perbankan diantaranya seperti BBCA, BMRI, BBRI, dan BBNI. Dari sektor properti seperti BSDE, PWON, CTRA, SMRA, dan APLN. Serta dari sektor infrastruktur ada WIKA, ADHI, WSKT, WTON, WSBP, dan juga TOTL.

Selain itu, efek dari naiknya peringkat hutang tersebut yakni demand terhadap rupiah yang mengalami kenaikan. Sebab, investor asing akan membutuhkan rupiah untuk bisa berinvestasi. Naiknya permintaan rupiah tersebut, akan menekan inflasi.

"Sehingga pemerintah, dalam hal ini Bank Indonesia akan punya banyak peluang untuk menekan suku bunganya," terang Franky Rivan analis Mirae Asset Sekuritas kepada KONTAN.

Bila ada pemangkasan suku bunga dari Bank Indonesia, hal tersebut juga dinilai positif. Sebab, suku bunga perbankan juga akhirnya mengalami penurunan. Selain itu, semakin banyak orang yang mengambil rupiah akan berpengaruh pada pertumbuhan loan. Maka, pendapatan suku bunga juga akan mengalami kenaikan. "Orang akan semakin gampang mengambil rupiah, karena harga rupiah yang semakin murah," terangnya.

Emiten pilihan dari sektor perbankan, dia menunjuk BBCA pada rekomendasi trading buy dengan target harga 20.300. Sedangkan properti, juga mendapat sorotan karena adanya penurunan bunga, sehingga orang semakin murah membeli properti. Dia merekomendasikan PWON dengan trading buy pada level 760, dan rekomendasi buy BSDE pada level 2210.

Selain itu, sektor konsumer juga kecipratan pengaruh S&P. Dia juga merekomendasikan buy UNVR pada level 52.700. Dia memprediksi pada hari Senin (22/5) sudah akan memberikan pengaruh pada pasar saham. Sedangkan pengaruh perdagangan tersebut, akan terasa secara sektoral dalam 3 bulan ke depan. "Kami expect, 1 kuarter ke depan, baru terasa dampaknya," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×