kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.239   -144,00   -0,89%
  • IDX 7.001   -106,82   -1,50%
  • KOMPAS100 1.045   -19,13   -1,80%
  • LQ45 819   -15,02   -1,80%
  • ISSI 214   -2,85   -1,32%
  • IDX30 418   -8,59   -2,01%
  • IDXHIDIV20 503   -10,40   -2,03%
  • IDX80 119   -2,26   -1,86%
  • IDXV30 125   -2,20   -1,73%
  • IDXQ30 139   -2,68   -1,89%

Emiten Farmasi Bukukan Kinerja Beragam, Cermati Rekomendasi Analis


Selasa, 07 November 2023 / 21:00 WIB
Emiten Farmasi Bukukan Kinerja Beragam, Cermati Rekomendasi Analis
ILUSTRASI. Kalbe Farma (KLBF) luncurkan Fatigon Promuno untuk perkuat daya tahan tubuh di masa adaptasi kebiasaan baru.


Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa emiten farmasi sudah membukukan kinerja yang bervariasi hingga sembilan bulan pertama 2023.

PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) mengumumkan penjualan bersih sebesar Rp 22,56 triliun pada sembilan bulan pertama 2023, atau meningkat 6,5% dibandingkan sembilan bulan pertama 2022. 

Laba bersih KLBF mencapai Rp 2,06 triliun pada sembilan bulan pertama 2023, atau terjadi penurunan 16,9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu akibat kondisi pasar yang menantang dalam periode transisi pasca pandemi. 

Lalu, emiten farmasi BUMN PT Kimia Farma Tbk (KAEF) juga membukukan pendapatan yang meningkat sebanyak 8,15% menjadi sebesar Rp 7,72 triliun di kuartal III-2023.

Jika dibandingkan dengan kuartal III-2022, KAEF mencatatkan pendapatan sebesar Rp 7,13 triliun. Pertumbuhan ini ditopang oleh pertumbuhan penjualan produk etikal yang meningkat 12,25%, yaitu sebesar Rp 2,89 triliun dari tahun sebelumnya Rp 2,58 triliun. Namun KAEF menderita rugi sebesar Rp 130 miliar pada kuartal III-2023.

Baca Juga: Berburu Dividen Jelang Akhir Tahun

Sementara pada PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) membukukan laba bersih Rp 586,57 miliar hingga kuartal III-2023. Laba SIDO turun 18,58% jika dibandingkan dengan kuartal III-2022 sebesar Rp 720.44 miliar.  

SIDO membukukan penjualan bersih sebesar Rp 2,36 triliun atau lebih rendah 9,7% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

PT Indofarma Tbk (INAF), anak usaha Bio Farma Group mencatatkan kinerja keuangan yang menurun jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Tercatat, pendapatan Indofarma berada pada angka Rp 445,7 miliar, turun 50,75% jika dibandingkan dengan pendapatan hingga akhir September 2022 kemarin di angka Rp 905 miliar.  Kerugian yang dialami INAF hingga September 2023 membengkak jadi Rp191,69 miliar.

Nasib serupa juga terjadi pada PT Phapros Tbk (PEHA) yang mencatatkan laba bersih PEHA hingga kuartal III-2023 turun sebesar 11,45% menjadi Rp 15,15 miliar. Pada kuartal III-2022, PEHA mencatatkan laba bersih sebesar Rp 17,12 miliar.

 

Penjualan PEHA sebesar Rp 779,91 miliar hingga kuartal III-2023. Angka tersebut turun 11,01% dari kuartal III-2022 yang sebesar Rp 876,43 miliar.

Direktur PT Kalbe Farma Kartika Setiabudy mengatakan, pertumbuhan penjualan KLBF dikontribusi paling besar dari lini bisnis Kalbe yaitu lini bisnis obat resep, produk nutrisi, serta distribusi dan logistik. Pertumbuhan kinerja KLBF juga didukung oleh adanya perubahan pola belanja konsumen pasca pandemi dan daya beli masyarakat.

Baca Juga: Intip Strategi Prodia Widyahusada (PRDA) Tingkatkan Pendapatan Hingga Akhir Tahun

"Pertumbuhan penjualan ini seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat atas obat-obatan resep dan produk nutrisi, sedangkan divisi produk kesehatan mengalami tantangan karena dampak penjualan yang lebih tinggi tahun lalu atas produk-produk terkait gejala Covid," kata Kartika kepada Kontan.co.id, Selasa (7/11).

Per 30 September 2023, realisasi belanja modal (capital expenditure/capex) KLBF telah mencapai sekitar Rp 500 miliar-Rp 600 miliar dan KLBF menargetkan belanja modal sekitar Rp 700 – Rp 800 miliar hingga akhir tahun 2023.

"Kami memperkirakan Laba masih menghadapi tantangan terutama dari kondisi harga bahan baku dan dampak beban non-operasional," jelasnya.

Sementara Direktur Keuangan Sido Muncul Leonard mengatakan, sentimen dari penurunan kinerja SIDO datang dari daya beli masyarakat yang lemah. Hal ini terus berlanjut dari kuartal II hingga kuartal III.

"Dan juga musim kemarau yang panjang serta tidak ada hujan sedikit banyak juga mempengaruhi konsumsi atas produk kami," kata Leonard kepada Kontan.co.id, Selasa (31/10).



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×