CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   -72,00   -0,46%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Emiten Dalam Negeri Jadi Sasaran Perusahaan untuk Backdoor Listing


Kamis, 10 Oktober 2024 / 20:23 WIB
Emiten Dalam Negeri Jadi Sasaran Perusahaan untuk Backdoor Listing
ILUSTRASI. Sejumlah perusahaan tampaknya memilih cara untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan skema backdoor listing. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/29/09/2024


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Alih-alih melakukan proses penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO), sejumlah perusahaan tampaknya memilih cara untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan skema backdoor listing. 

Singkatnya, backdoor listing merupakan proses ketika perusahaan privat memutuskan menjadi perusahaan publik dengan cara mengakuisisi atau bergabung dengan perusahaan yang sudah tercatat di BEI. 

Dalam catatan KONTAN, sepanjang tahun berjalan ini sudah ada lima emiten yang berganti pengendali dan melakukan perubahan nama. Yakni, PT PT Meratus Jasa Prima Tbk (KARW) yang sebelumnya PT ICTSI Jasa Prima Tbk. 

Baca Juga: Perkuat Posisi, EMTK Gelontorkan Rp 1,17 Triliun Borong Saham Bukalapak (BUKA)

Sejak 1 Februari 2024, ICTSI Far East Pte Ltd. melepas kepemilikan sahamnya dan status pengendalinya kepada PT Saranakelola Investa atau Grup Meratus. Saat ini, Grup Meratus menguasai 80,28% saham KARW. 

Perubahan pengendali juga terjadi pada PT Fortune Indonesia Tbk (FORU) pada Maret 2024 menjadi IMR Asia Holding Pte Ltd usai mengakuisisi 361,5 juta. Sebelum diakuisisi, FORU dikendalikan konglomerat Peter Sondakh.

PT Nusantara Pelabuhan Handal Tbk (PORT) memiliki pengendali baru, yaitu China Merchant Port Holding Company sejak 28 Juni 2024. Investor asal China itu membeli 1,43 juta saham PORT dari pengendali lama PT Episenta Utama Investasi.

Kemudian ada PT Green Power Group Tbk (LABA) yang sebelumnya bernama PT Ladangbaja Murni Tbk. PT Nev Stored Energy resmi menjadi pengendali baru LABA pada 28 Juli 2024 setelah menguasai sekitar 50,75% sham LABA. 

Emiten produsen alat tulis merk Bantex, PT Perma Plasindo Tbk (BINO) juga kedatangan pengendali baru asal Singapura yaitu Ruhong Holding Pte. Ltd. Per 30 September 2024, Ruhong tercatat mengempit 88,40% saham BINO. 

Yang paling baru ada PT Kurniamitra Duta Sentosa Tbk (KMDS). Pada 26 September 2024, PT Dima Investindo resmi mengakuisisi 55% atau 440 juta saham KMDS milik PT Miki Ojisan Indomitra selaku pengendali lama. 

Direktur Utama Kurniamitra Duta Sentosa Hengky Wijaya mengatakan Dima Investindo telah menyelesaikan mengambil alih 55% saham KMDS dengan harga Rp 420 per saham atau dengan nilai Rp 184,80 miliar. 

"Transaksi ini menyebabkan ada perubahan pengendali. Namun kejadian tersebut tidak berpengaruh pada kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan dan kelangsungan usaha," jelas Hengky belum lama ini. 

Baca Juga: 3 Saham Melesat Ribuan Persen, 43 Saham Naik Ratusan Persen, Cek Rekomendasi Sahamnya

Di samping itu ada satu perusahaan, yaitu PT Lini Imaji Kreasi Ekosistem Tbk (FUTR) yang masih berproses untuk pergantian pengendali. Adapun PT Hexa Prima Nusantara sudah menyatakan minyaknya untuk membeli saham FUTR. 

Direktur Hexa Prima Nusantara Yadi Hermayadi menjelaskan pihaknya selaku calon pembeli dengan PT Investasi Gemilang Maju telah menandatangani Perjanjian Jual Beli Saham Bersyarat pada 23 September 2024. 

"Adapun perjanjian tersebut merupakan tindak lanjut dari Perjanjian Pendahuluan Pembelian Saham Bersyarat yang sudah ditandatangani pada 10 September 2024," katanya. 

Tahapan berikutnya, kata Yadi, PT Investasi Gemilang Maju dan PT Hexa Prima Nusantara akan menyusun Akta Jual Beli atau Perjanjian Pengalihan Saham antara kedua perusahaan selaku calon pembeli dan penjual. 

Iman Rachman, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia mengatakan pasar modal tidak hanya soal investasi, tetapi ada juga yang namanya indirect investment atau investasi tidak langsung. 

Dia mencermati ternyata banyak perusahaan asing yang mencari perusahaan tercatat sebagai target sasaran investasi. Ini karena perusahaan yang sudah tercatat di BEI lebih transparan. 

"Saya melihat aksi merger dan akuisisi yang terjadi bukan penanaman modal asing langsung, tapi investor asing menjadi perusahaan tercatat untuk backdoor listing dan sebagainya," Iman. 

Untuk bisa menjaga investasi asing di pasar modal itu, Iman mengatakan pihaknya tengah berupaya untuk meningkatkan likuiditas. Artinya, ketika investor investasi dengan mudah, maka investor juga bisa keluar dengan mudah juga.

Selanjutnya: PLN Garap Proyek PLTS Terapung dan Dorong PLTS Atap

Menarik Dibaca: ALLPack & ALLPrint Indonesia Resmi Digelar, Catat Waktunya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×